26 Januari, 2013

Membuka Hati

Sepertinya sudah saatnya aku membuka hatiku, melupakan dan mengiklaskan segala sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu walau sebenarnya kejadian di masa lalu itu tak seburuk warna kelabu. Aku akan memberikan hatiku pada orang yang hatinya baik. Insya Allah, semoga Allah memudahkan.

Aku membuka hatiku bukan berarti aku menerima di perlakukan seperti layaknya wanita Jahiliyah.

Maaf ya, jangan kau samakan aku dengan wanita-wanita jahiliyah yang bisa kau sms/telfon setiap saat, atau mungkin menurutmu dengan aku membuka hatiku, kau bisa seenaknya memberikan aku janji-janji jahiliyah sesukamu, maaf itu tidak mungkin terjadi lagi. Aku membuka hatiku hanya untuk agar aku dapat menghormati dan menerima sinar cinta yang datangnya murni dari Allah. Bukan itu saja namun juga untuk membahagiakan kedua orang tuaku karena sepertinya mereka sudah memberikan lampu hijau padaku.

Selama kau masih seperti itu, aku tidak akan bisa kau mengerti

Jelas saja aku sulit dimerngerti jika caramu mendekatiku masih saja seperti itu, cara jahiliyah yang sampai tahun gajahpun aku tidak akan menerimanya. Aku memang tidak akan sejutek dan sekaku dahulu namun pondasiku Insya Allah sudah kuat untuk menahan segala godaan yang kadarnya sejenis dengan itu.

Jangan pernah kau ungkit-ungkit tentang perjuanganmu mengejarku karena itu sama saja kau menyepelekan dirimu.

Helow, perjuangan mu dalam mencuri hatiku itu tidak ada apa-apanya dibanding perjuangan orang tuaku membesarkanku, aku sama sekali tidak merasakan perjuanganmu karena andilmu sama sekali tidak memberikan imbas besar dalam hidupku, yang ada kau hanya membuat hatiku menyesal dan berfikir tentang apa yang salah dengan diriku hingga aku diperlakukan seperti ini.

Jangan kau anggap aku akan silau dengan uangmu, karena yang sering kali menggetarkan hatiku hanya diri yang sholeh dan rendah hati

Tak perlu kau sombongkan segala keangkuhanmu padaku, tak perlu kau paparkan segala urusan duniamu jika itu hanya untuk memikat hatiku, sayang sekali itu tidak akan menjadi senjata yang ampuh.

Jangan harap ketika aku sudah terang-terangan membuka hatiku, kau bisa semaunya terhadapku dan terhadap kepiawanmu menggoda hatiku dengan angan-angan dan kata-katamu.

Itu tidak akan pernah terjadi, aku tidak semurah yang kau bayangngkan. Aku memang tidak akan menetapkan mahar yang mahal terhadap calon imamku namun bukan berarti aku murahan dan dapat kau atur semaumu. 

Semoga aku dapat lebih bersikap selektif dan dewasa dalam menyikapi tindakan-tindakan terhadap opnum-opnum yang merusak hati, dan semoga aku bisa mengembalikan semuanya pada Allah saja, karena setiap episode yang ada dihidup ini semuanya datang dari Allah.
Jika kau masih ingin membuka hatiku, bukalah dengan cara-cara yang islami, yang syar’i, yang dapat menyakiniku dengan imanmu, dengan ilmumu, dengan ibadahmu, dengan kelembutanmu, dengan keiklasanmu mengharapkan RidhoNya, Insya Allah tanpa harus kau bersusah susah menghabiskan waktu dan pulsamu, dengan sendirinya aku pasti akan memilihmu.

Dicariii Pangeran Sholehku Secepatnya
Yunita Jasmine

23 Januari, 2013

Surat Kecil Untuk Jodohku 5

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya rasa kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda Kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir (Ar-Ruum: 21).

22 tahun yang lalu tepatnya tanggal 30 Juni 1990, terlahir seorang bayi perempuan mungil yang diberi nama Yunita Diskariani Lestari. Anak ini terlahir dengan normal, sehat wal’afiat tanpa suatu kekurangan apapun. Orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan Yunita. Yunita disekolah kan oleh bundanya sejak umur 4 tahun di TK B walaupun umurnya masih kurang, dikarenakan bundanya yang kerepotan, karena pada usia 4 tahun yunita sudah mempunyai 2 adik perempuan yang diberi nama Desty Rizki Arifiani (21 tahun) dan Intan Riza Fathonawati (19 Tahun).  Yunita selalu menjadi anak paling kecil dikelasnya, hingga bundanya selalu mengatakan pada guru kelasnya, “jika anak ini tidak bisa mengikuti pelajaran, tidak apa-apa tidak perlu naik kelas”, namun alhamdulillah sejak TK-Wisuda Sarjana S1 Yunita selalu naik kelas dan tepat waktu menyelesaikan studinya walaupun dengan kerja keras, perjuangan, air mata dan keringat.

Yunita bukan terlahir sebagai anak yang pintar, karena IQ nya hanya ±116, namun karena semangat, kegigihan, dan doa dari orang tua, yang menjadikan yunita dapat bersaing dengan orang-orang pintar. Sejak kecil yunita mempunyai 3 prinsip hidup yaitu tidak mau pacaran, mimpi-mimpi besar harus di bela habis-habisan, dan walaupun yunita bukan wanita yang cantik namun ia harus menjadi wanita yang cerdas, ketiga prinsip itulah yang selalu dipegang yunita dalam menjalani kehidupannya.

Yunita mempunyai keluarga yang hangat dan ramah, walaupun ayah dan bundanya hanya tamatan SMA namun mereka sangat perduli dengan pendidikan anak-anaknya sehingga ayah dan bunda selalu mengutamakan untuk membeli buku pelajaran ketimbang baju. Walaupun ayah hanya tamatan SMA namun ayah bisa membuktikan pada anak-anaknya bahwa keuletan belajarlah yang membuat seseorang sukses, ayah membuktikannya dengan lulus seleksi menjadi juara 1 di PLN dengan saingan yang rata-rata Sarjana. Sudah hampir 25 tahun ayah berkerja di PLN, walaupun kami hidup alhamdulillah dengan berkecukupan namun ayah selalu menerapkan hidup sederhana pada anak-anaknya. 

Bunda adalah ibu rumah tangga yang hebat, yang sabar, yang mengurusi semua keperluan rumah tangga, sejak anak-anaknya kecil bunda tidak diizinkan bekerja oleh ayah, karena ayah menginginkan anak-anaknya diasuh oleh ibunya bukan pembantu. Hanya baru 5 tahun ini bunda bekerja di loket pembayaran listrik yang tempatnya ada di garasi rumah ketika anak-anaknya sudah beranjak dewasa.

Sekarang saya baru saja wisuda Sarjana Psikologi di UIN Syrif Hidayatullah Jakarta dan bekerja menjadi Guru di SDIT Ruhama Depok, tujuan saya bekerja hanya untuk berbagi ilmu, mendapatkan pengalaman, membahagiakan orang tua, dan memberikan kasih sayang terhadap anak-anak karena saya sangat menyukai anak-anak. Anak-anak menurut saya ialah suatu anugerah dari Tuhan yang harus dikembangkan potensinya dengan baik dan benar agar tercipta generasi berkualitas yang islami.

Semoga pemaparan tentang saya dan keluarga dapat memberikan gambaran untuk calon jodoh saya, jika ingin lebih tahu dan lengkapnya, saya persilakan untuk mencari informasi tentang saya baik dari orang tua, keluarga, guru, sahabat, teman, lingkungan sekitar dan anak-anak. Karena penilaian mereka yang tentunya lebih bermakna ketimbang dari saya.

Akhir kata, semoga Allah mempermudah jalan ini, memberikan jalan dan cara-cara yang terbaik untuk kebaikan. Aamiin


Yunita Diskariani Lestari
04 Januari 2013

04 Januari, 2013

Pendahuluan



Manusia senantiasa hidup dan berkembang sesuai dengan pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam hidupnya. Manusia tercipta sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan orang lain, selalu berinteraksi, saling bersosialisasi maupun bertukar pengalaman serta membentuk hubungan untuk meneruskan keturunan. Meneruskan keturunan dapat ditempuh melalui proses pernikahan, yang kemudian terbentuklah sebuah keluarga. Pada dasarnya manusia terpanggil untuk hidup berpasang-pasangan dan dapat menemukan makna hidupnya dalam pernikahan.

Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral serta menjadi dambaan hampir setiap orang yang berkeinginan untuk membentuk sebuah rumah tangga dan keluarga yang bahagia dengan orang yang dicintainya. Menurut UU Pernikahan Nomor 1 tahun 1974 Pasal 1 pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

Dalam pernikahan, seseorang membutuhkan aspek-aspek penting agar pernikahannya harmonis. Salah satu aspek yang sangat penting ialah perasaan puas akan pernikahannya, yang biasa disebut dengan kepuasan pernikahan. Hal ini juga dijelaskan oleh Veroff dan kawan-kawan (dalam Atwater, 1983) yang berpendapat bahwa bagaimanapun kebahagiaan dan keharmonisan pasangan secara langsung bergantung pada kepuasan pasangan dalam aspek-aspek pernikahan.

Membangun sebuah keluarga bukan hanya menggabungkan dua insan tetapi juga menyatukan visi dan misi yang akan dijalankan, karena pernikahan adalah samudra yang luas, perjalanan yang membutuhkan arah, sehingga proposal pernikahan ini adalah rencana dalam membangun sebuah kelurga yang diinginkan, untuk lebih mengetahui calon  yang akan di nikahkan maupun untuk mengetahui akan dibawa kemana keluarga yang akan dibentuk. Dalam perjalanan pernikahan pastinya akan ada masalah atau pun adanya sedikit pergeseran tujuan yang telah disepakati tetapi sekuat mungkin untuk tetap dalam bingkai AL-Qur’an dan sunah Rasullulah SAW. Semoga proposal ini dapat memberikan sedikit gambaran pernikahan yang akan di bentuk baik pra pernikahan sampai dengan pascapernikahan.