10 September, 2013

Kehilangan sosok Super Hero






Ayah adalah salah satu orang paling berjasa dan berharga dalam hidup saya setelah bunda. Ayah yang membuat saya bisa seperti sekarang ini. Saya ingat sekali ketika saya pernah menjadi anak paling oon di kelas, namun karena bimbingan ayah, saya bisa meraih rangking 1, setiap malam ayah selalu mengajari saya PR dan pelajaran-pelajaran lain yang saya tidak mengerti padahal ayah sangat sibuk. Ayah juga yang menjadikan saya kuat, kuat untuk mempertahankan prinsip saya untuk “tidak pacaran”, karena semua kasih sayang ayah saya rasa cukup, saya tidak perlu mencari pacar atau sosok-soso lain. Ayah yang selalu menemani saya ke Gramedia untuk membeli buku, ayah juga yang terkadang menemani saya ke kondangan, ayah juga yang rela anter jemput saya kala saya membutuhkan bantuannya, ayah juga yang selalu ada di samping saya kala saya sedang sedih atau kesusahan, pokoknya ayah itu segalanya (bunda juga).

Tapiiii saat kejadian itu, kejadian dimana ayah bilang “itu bukan urusan ayah”, kata-kata sepele yang sangat menyakitan, membuat saya merasa kehilangan sosok ayah, ayah yang selama ini saya anggap sebagai super hero nya saya, ayah yang saya anggap selama ini laki-laki paling baik yang pernah ada dalam hidup saya, ayah yang selama ini menjadi laki-laki paling saya sayangi, semuanya pupus. Saya sedih sekali, saya merasa sangat kehilangan sosok ayah.

Ayah yang dulu selalu ada buat saya walaupun sibuk, ayah yang dulu selalu membantu saya dalam hal apapun sekarang sudah berubah. Ayah saya yang sekarang lebih mementingkan kantornya ketimbang keluarga, sampai-sampai jam kerja ayah melebihi pegawai pabrik, bayakngkan ayah berada di kantor dari jam 7 pagi sampai jam 1 malam terkadang sampai pagi lagi. Untuk mengobrol dengan ayahpun saya kesulitan.

Saya sangat membutuhkan sosok ayah, saya bingung harus kemana saya mencari sosok ayah, saya sangat membutuhkan ayah walau hanya sekedar mengobrol ringan, atau sekedar membantu saya membetulkan printer, yang penting dengan ayahhhh... 

Saya merindukan ayah yang dulu, yang selalu ada buat saya, buat adik-adik saya, buat bunda, yang setiap minggu pagi selalu mengajak kami jalan-jalan walaupun hanya lari pagi, atau yang setiap malamnya selalu membuat kejutan untuk kami dengan mengajak kami makan di luar walaupun sudah jam 9 malam, walau pun hanya makan di pinggir jalan, kami sangat senang, atau ayah yang rela menolong kami mencarikan buku-buku yang kami suka di Gramedia.

Allah dimana sosok ayahku yang dulu, aku merindukannya, sangat merindukannya.
Allah tolong jagain ayah saya, lindungin ayah saya, dan masukan ayah dan bunda saya ke syurga. Aamiin.