07 Januari, 2015

Cinta Sejati Memang Belum Pernah Ada

Cinta sejati itu memang belum pernah ada dalam kehidupanku. Apa ini caranya Allah untuk menjagaku. Ketika hampir semua perempuan seusiaku sudah mendapatkan cinta sejatinya. Entah itu cinta yang membahagiakan atau cinta yang menyedihkan namun mereka pernah merasakan mencintai dan dicintai tapi tidak pada aku. Bertahun-tahun aku menahan cinta demi cita-cita, bertahun-tahun pula aku merahasiakan cinta demi menjaga hatiku. Apa ini caranya Allah untuk menjagaku. Cinta terdahulu yang kelihatannya indah semua pergi, wajar cinta itu pergi, karena semua cinta masa lalu itu bukan cinta sejatiku. Aku tahu inilah jawaban terbaik dari Allah ketika aku bisa benar-benar tahu mana cinta sejati, mana cinta yang hanya ingin memiliki atau cinta yang hanya karena ambisi.

Apa cinta sejatiku akan ada? Walaupun keadaan aku yang seperti ini, aku yang tidak cantik seperti yang lain, aku yang tidak cerdas seperti ilmuan. Saat aku berdoa, mengharap cinta sejati yang datangnya dari Allah, yang Allah pilihkan untukku namun sampai saat ini cinta sejatiku belum terlihat. Belum ada. Kesepian, sedih, dan kadang bertanya-tanya, bagaimana cara aku untuk mencari dan mendapatkan cinta sejatiku selain berdoa. Aku bingung. Kemana aku harus mencari. Ketika semua titik harapan sudah padam. Semua gelap, semua seakan hampa. Tuhan aku benar-benar berserah diri pada-Mu ketika semua urusanku aku kembalikan pada-Mu.

Sesungguhnya, muak sekali saya melihatberbagai cinta dunia ini. Cinta yang karenanya bukan karena Allah. Sungguh, muak sekali. Cinta yang karena fisik, cinta yang karena harta, cinta yang karena keturunan, atau cinta karena ambisi nafsu semata. Cinta-cinta murahan ini yang membuat saya lebih baik bertahan, menahan cinta demi cita-cita.
Robb, saya minta pada pada-Mu, Halalkan saya dengan seorang laki-laki yang paling baik ahlaknya, yang paling luas rezekinya, yang paling banyak berkahnya, yang lembut lagi penyanyang tutur katanya, yang baik hati terhadap ibu dan anak-anaknya kelak. Yang rela berjuang mengorbankan keringatnya demi keluarga, yang rela menyibukkan dirinya untuk akhiratnya, yang perduli terhadap ilmu pengetahuan demi membangun peradaban islami, yang mempunyai banyak waktu terhadap keluarganya walaupun sibuk. Yang dermawan dan sederhana namun berkelas. Seorang anak muda tangguh yang cinta dengan Rosulnya, dengan agamanya, dengan akhiratnya. Aamiin.




04 Januari, 2015

Surat Untuk MR Ku

Assalamu’alaikum wr. wb

Teriring selalu doa dan kerinduan untukmu walau saat ini kita (maksudnya) aku tak ingin bertemu.

Kakak ku yang disayangi Allah, maafkan adikmu ini yang entah sedang kenapa, sehingga kaki ini berat sekali untuk melingkar, bukan tak ingin namun aku tak sanggup.

Besar sekali rindu ini, terlebih rindu ingin belajar agama bersama dalam lingkaran kecil itu namun kaki dan hati ini berat sekali melangkah.

Kakak yang aku sayangi karena Allah, tolong jangan tanyakan kenapa, mengapa, dan ada apa, semua penjelasan yang aku berikan di masjid itu memang tidak cukup namun memang hanya sampai batas itu aku bisa memberikan penjelasan, yang sesungguhnya akupun tidak mengerti, kenapa, mengapa, dan ada apa dengan diriku.

Satu tahun berlalu tanpa LQ adalah hal terberat yang pernah ada, kesedihan dan penyesalan yang amat mendalam, namun langkah berat ini mengalahkan semua itu.

Kakak ku, maafkan adikmu yang selalu khilaf penuh dosa, namun kk sesungguhnya aku sangat menginginkan solusi terbaik dari mulutmu, agar aku dapat menjalani kembali aktifitas LQ ku dengan langkah yang ringan.

Kakak ku, sekali lagi tolong jangan tanyakan padaku kenapa, mengapa, dan ada apa, karena pertanyaan itu sama saja membuat dadaku sesak, badanku sakit, karena aku sendiri pun tidak tahu jawabannya. Yang aku tahu, aku ingin LQ kembali namun di nuansa yang berbeda tanpa sedikitmu mengurangi rasa hormatku pada mu, pada kakak ku yang sudah sangat baik sekali bertahun tahun membimbingku. Yang aku tahu, tidak ada hadiah yang bisa menggantikan kebaikanmu.

Kakak, tolong, hargai pendapatku, dimatamu mungkin aku memang hanya anak muda labil yang entah sedang terkena virus apa karena tidak bisa memberikan alasan yang masuk akal, namun kakak, semangat menuntut ilmu yang selalu engkau tularkan padaku sejatinya itu tidak akan pernah surut. Aku tetap mati-matian mencari pengganti untuk mengisi Ruh ku yang kosong ini dengan berbagai kegiatan keagamaan yang jatuh bangun aku ikuti.

Kakak, maafkan aku. Jika aku mengecewakanmu dengan sikapku. Namun aku tidak akan pernah lupa dengan kebaikanmu, engkau akan terus menjadi bagian dari doa-doaku walau kita sudah tidak bersama.

Aku mencintaimu karena Allah, untuk Murrobiyahku tersayang. Ka Febna.