Teruntuk
seseorang yang setiap senin-jumat saya lihat.
Terimakasih
banyak atas paku yang telah ditancapkan ke saya.
Bertahun
tahun kesombongan dan keangkuhannya membuat saya selalu ingin menangis di
hadapan Allah. Entah dia yang merasa lebih pintar atau lebih baik yang setiap
waktunya selalu menancapkan paku paku perkataan menyakitkan dalam kehidupan
personal.
Terimakasih
banyak atas semua kepeduliannya yang menyakitkan.
Air
mata yang sudah beku tak dapat tumpah kembali, air itu mengendap cukup lama.
Tertahan rasa sabar dan optimis bahwa semua akan ada yang membalas. Semoga
Allah membalaskan semua. Cukup dengan balasan senyuman manis saja semua akan
terasa baik. Saya yakin walau nyatanya paku sudah tertancap dalam yang jika
dicabut akan membekas.
Setiap
perbuatan ada balasannya, setiap perkataan ada ganjarannya. Keegoisan yang
seakan baik walau tidak diterima dihati tetap akan tertuang dalam bentuk
senyuman. Ya senyuman. Sekali lagi senyuman. Senyuman palsu untuk seseorang
yang sudah menancapkan paku di hati saya. Paku menahun. Paku karatan sisa
setahun lalu mulai terlepas. Bukan sembuh namun malah lebih perih.
Alhamdulillah
saya bisa terlepas dari sakitnya, semoga Allah senantiasa membuakakan pintu
pintu kebaikan untuk berfikir, bertindak dan berkata agar semua orang yang
berdiri dijalan Allah untuk berdakwah bisa lebih rendah hati lagi dalam berbuat
dan bersikap. Saya yang faqir hanya bisa mengelus dada menyaksikan betapa
banyaknya orang orang sombong yang selalu merasa benar padahal tanpa disadari
mulunya menyakiti sekitar.
Terimakasih
bu _ _ _ _ _ _
1 komentar:
terimakasih gan atas infonya
Posting Komentar