Diambil
dari Koleksi Risalah Nur
AL-LAMA’AT,
Ustd Said Nursi
CAHAYA
KE 3
Penjelasan Makna Ya Baqi Anta Al-Baqi
(pada cahaya yang ketiga ini, unsur emosi dan perasaan terlibat
didalamnya. Oleh karena itu, kami berharap ia tidak diukur dengan ukuran
logika. Sebab, faktor yang membuat perasaan ini bergejolak seringkali tidak
logis dan tidak rasional).
“Segala sesuatu hancur binasa kecuali Dzat-Nya. Segala ketetapan
adalah milik-Nya. Dan kepada-Nya kalian dikembalikan.” (al-Qashash:88)
Ayat al-Qur’an di
atas ditafsirkan oleh kedua kalimat yang menjelaskan dua hakikat penting yang
oleh sekelompok guru Tarekat Naqsyabandiyah dijadikan sebagai esensi wirid mereka
ketika mereka melakukan khataman al-Qur’an secara khusus. Bunyi kedua kalimat
tersebut adalah: Yaa Baaqii antal baaqii. Yaa Baaqii antal baaqii
“Wahai Yang Maha kekal, Engkaulah Yang Maha Kekal. Wahai Yang Maha
Kekal, Engkaulah Yang Maha Kekal. ”
Karena kedua kalimat itu termasuk dalam pengertian makna Ayat di
atas, maka kami akan menyebutkan beberapa catatan untuk menjelaskan dua hakikat
yang menggambarkan keduanya:
1.
PENGOSONGAN
KALBU DARI SEGALA SESUATU SELAIN ALLAH
Pengulangan kata Ya Baqi Anta al-Baqi pada bagian yang
pertama adalah untuk mengosongkan kalbu dari segala sesuatu selain Allah Ta’ala.
Dalam hal ini, ia menyerupai sebuah operasi pembedahan dengan memutuskan kalbu
dari segala hal selain Allah. Jelasnya adalah sebagai berikut:
Dengan substansi komprehensif manusia beraneka macam ikatan dengan
sebagian besar entitas. Dalam substansi tersebut terdapat kecenderungan
cinta tak terbatas yang bisa membuat manusia mempunyai kecintaan yang mendalam
terhadap entitas pada umumnya. Ia mencintai dunia yang besar ini sebagaimana ia
mencintai rumahnya. Ia juga mencintai surge yang kekal sebagaimana ia mencintai
tamannya. Padahal, seluruh entitas yang dicintai manusia itu tidaklah langgeng.
Semuanya akan pudar dan lenyap. Karena itu, manusia senantiasa merasa
tersiksa akibat pedihnya perpisahan. Dari sinilah kecintaan yang amat sangat
itu menjadi faktor utama yang membuat hatinya begitu tersiksa. Sebab, ia telah
ceroboh dalam menempatkan rasa cintanya itu. Berbagai derita yang dialaminya
bersumber dari kecerobohannya sendiri. Padahal, Allah sengaja membekali manusia
dengan perasaan cinta di atas untuk diarahkan kepada Pemilik keindahan yang
benar-benar abadi (Allah). Namun manusia justru mengarahkan cintanya pada
entitas yang fana. Akhirnya, ia pun merasakan penderitaan akibat pedihnya
perpisahan.
Maksud dari pengulangan kalimat Ya Baqi Anta al-Baqi adalah
lepasnya diri si pelantun dari kecerobohan di atas, ia memutuskan ikatan cinta
terhadap sesuatu yang bersifat di atas, ia memutuskan ikatan cinta terhadap
sesuatu yang bersifat fana, berpisah dengan semua yang ia cintai sebelum semua
yang dicintainya itu berpisah dengannya. Selanjutnya, ia akan mengarahkan
perhatiaannya pada Kekasih yang kekal abadi, yaitu Allah Ta’ala semata.
Pengertian dari ucapan tersebut adalah, “Tidak ada yang benar-benar
kekal kecuali Engkau wahai Tuhanku. Segala sesuatu selain-Mu bersifat fana dan
sementara. Sementara sesuatu yang bersifat sementara tak layak untuk mendapat
cinta abadi dan tak layak untuk diikatkan secara kuat pada kalbu yang pada dasarnya
telah dicipta untuk kekal abadi. Karena semua entitas yang ada bersifat fana
dan akan meninggalkanku, maka aku akan meninggalkannya sebelum ia
meninggalkanku dengan mengucap Ya Baqi Anta al Baqi secara
berulang-ulang”. Artinya, aku yakin dan percaya bahwa tidak ada yang kekal
kecuali Engkau wahai Tuhannku. Kekalnya entitas tergantung pada bagaimana
Engkau memnuatnya kekal. Dengan demikian, ia hanya boleh dicintai selama tidak
keluar dari cahaya cinta-Mu. Jika tidak, ia tak layak menjadi kaitan kalbu.
Kondisi di atas akan membuat kalbu bersih dari segala sesuatu yang
tadinya sangat dicintai. Manusia akan menyaksikan bahwa segala sesuatu terlihat
indah hanya bersifat sementara. Ketika itulah ikatan yang tadinya mengikat kalbu
dengan segala entitas akan terputis. Namun jika kalbunya masih tidak bersih
dari sesuatu yang dicintai, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Berbagai luka,
derita, dan penyesalan akan memancar dari kedalaman kalbu sesuai dengan kadar
entitas fana yang dicintainya.
Lalu kalimat kedua yang berbunyi sama, Ya Baqi Anta al-Baqi, berkedudukan
sebagai salep penyembuh dan balsam ampuh, ia dioleskan pada operasi bedah yang
dilakukan kalimat pertama terhadap kalbu beserta ikatannya. Arti dari kalimat
kedua tersebut, “Cukuplah Engkau wahai Tuhanku sebagai Zat Yang Maha Kekal. Kekekalan-Mu
menggantikan segala sesuatu. Karena Engkau ada, segala sesuatu pun menjadi ada.”
Segala sesuatu yang terlihat baik, bagus, dan sempurna sehingga
dicintai oleh manusia, tidak lain merupakan petunjuk akan kebaikan dan
kesempurnaan Dzat Yang Maha Kekal. Kebaikan dan kesempurnaan tersebut adalah
pancaran lembut dari-Nya yang menembus dari balik tirai yang tebal. Bahkan ia
merupakan pancaran dari manifestasi nama-nama Allah yang mulia.
Bersambung dulu yaaa……
2 komentar:
Jadi dede harus bilang WAOOWWW gitu.. hehhe... is magic doa nya
Silahkan Kunjungi ��
Posting Komentar