30 Juni, 2012

Selamat Ulang tahun Yunita Yang ke 22



Hari ini tepat menunjukan jam 00.00. Berarti sekarang tanggal 30 Juni 2012, selamat ulang tahun diriku, selamat ulang tahun yunita, semoga tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin baik dari segi ahlak, ibadah, emosi, pendidikan, semangat, sosialisasi, kemandirian dan semuanya.

Banyak sekali cerita yang telah terukir di umur 21 tahun, yang sama sekali tak dapat di lupakan dan harus dijadikan instropeksi, pengalaman, dan pembelajaran ke depannya.

Aku ingin sekali tertawa. Tepatnya menertawakan diriku, diriku yang ada di umur 21 tahun, diri yang sangat labil… ihhhh semoga tidak terulang, benar-benar memalukan.

Alhamdulillah target-target di umur 21 tahun hampir semuanya tercapai, semua berkat bantuan dan Skenario Allah yang indah. Alhamdulillah di umur 21 tahun target skripsi dan siding sudah terjalani dengan baik, benar-benar hadiah yang sangat membahagiakan setelah bertahun-tahun berjuang akhirnya Yunita S.psi dapat terwujud nyata, benar-benar proses yang tidak mudah namun memang tak boleh di persulit.

Alhamdulillah dapat bergabung di komunitas mendongeng, komunitas Forum Lingkar Pena, dan dapat bergabung di Biro Konsultan Psikologi Anak dengan lebih matang karena dapat langsung bertemu, dekat, bertatap muka langsung dengan Psikolog Anak, benar-benar seperti mimpi, semoga semua itu dapat menjadi pemicu untuk bersemangat melanjuti sekolah S2 Profesi Psikologi. Aamiin.

Alhamdulillah dapat bergabung dengan Ruhama Treatment Center di SDIT Ruhama, dapat bertemu dengan teman-teman kecil yang mempunyai keistimewaan masing-masing, yang dahulu hanya terdapat dalam teori – teori kampus saja, sekarang sudah menjadi nyata. Ahhh saya benar-benar tak percaya, dapat berhadapan langsung dengan anak-anak itu. Semoga saya sabar mengajarinya dan saya yakin jika saya sabar, iklas, dan ulet mengajari mereka, Insya Allah kelak mereka yang akan mengantarkan saya menuju Syurga. Aamiin

Memang banyak sekali PR di umur 21 yang belum terselesaikan, terutama masalah emosi dan kelabilan, semoga seiring berjalannya waktu semua itu dapat terseimbangkan dengan baik.

Sekarang di umur 22 tahun awal ini saya mempunyai impian untuk dapat menyempurnakan separuh agama saya, mempunyai keluarga kecil yang SAMARA, dengan laki-laki pilihan Allah yang terbaik untuk saya dan keluarga, semoga impian itu dapat terjalani dengan baik. Saya sudah rindu sekali dengan Najma Jasmine dan Najla Jasmine, calon mujahid-mujahid kecil yang Allah kirim untuk melengkapi kehidupan saya, yang namanya sudah saya persiapkan. (Mimpi)

Tuhan, Jodohmu, Rizkimu, semuanya Engkau yang mengatur, hamba sebagai seorang yang rendah tak berdaya, yang tak mempunyai kekuatan apapun untuk mengaturnya, hamba hanya dapat memohon yang terbaik menurut-Mu, semoga Engkau berkenan mengabulkannya.

Allah terimakasih banyak atas segala anugerah terindah yang Engkau berikan. Terimakasih ya Allah.




Yunita Jasmine
30 Juni 2012

27 Juni, 2012

Hanya Galau

membingungkan memang jika memikirkan masa lalu
terlalu sakit bahkan perih
aku yang sejatinya tidak suka, bahkan kesal
memaafkan, melupakan, dan mengiklaskan
obat termurah yang pernah ada

aku yang sejatinya pilu
saat semua orang serasa pergi
atau mungkin aku yang hanya ingin sendiri
aku tidak butuh kamu, dia, atau mereka
aku hanya butuh waktu untuk diam

saat terindah ketika bersenda gurau
tanpa masa lalu, tanpa masa depan
hanya aku dan kamu yang ingin bahagia saat ini
mungkin esok atau lusa kita sudah asing

aku yang sejatinya sedih
aku yang sejatinya marah
aku yang sejatinya bosan
aku yang sejatinya bingung
aku yang sejatinya hanya bisa diam memantau
itu saja yang ku bisa saat ini
semoga takdir berbaik hati
memberiku keindahan sejati, tanpa masa lalu yang menyanyat hati

 

Yunita Jasmine

 

 

26 Juni, 2012

Menjelang hari Lahir yang ke 22


Bismillahirrohmanirrohim….

4 hari lagi usiaku genap 22 tahun, bukan usia yang muda lagi untuk harus berleha-leha menjalani kehidupan. Sudah harus mulai merintis masa depan yang baik dan mandiri. Aku yang sedari tadi diam seribu bahasa, bukan untuk berfikir ataupun berhayal tapi benar-benar diam. Diam untuk melupakan semua kepenatan barang 5 menit saja.

Aku yang masih banyak sekali mimpi yang ingin dicapai namun belum tahu bagaimana cara merealisasikannya, aku ingin S2 untuk agar aku bisa meraih cita-cita dahuluku, menjadi Psikolog Anak, aku yang ingin menikah di usia muda agar aku bisa mempunyai anak-anak cerdas yang sholeh yang aku rawat dengan keringatku, aku yang ingin mempunyai biro konsultan psikologi, aku yang ingin haval Al-Qur’an, aku yang ingin menjadi penulis, aku yang ingin menjadi orang kaya yang dermawan. Ahhh semua itu membuat aku terpacu untuk terus berikhtiar, tapi disisi lain aku takut terjatuhhhh pada mimpi yang ketinggian. Tuhan tolong permudahkanlah

Aku yang hanya wanita sederhana, tidak cantik, juga tidak pintar, tidak kaya, juga tidak gaul, aku hanya wanita cengeng yang berusaha mengukir mimpinya dengan modal senyum ramah dan semangat, aku yang faqir ilmu yang ingin merubah kehidupannya untuk lebih baik. Tuhan tolong dipermudah.

Tuhan…. Ampuni aku atas semua khilaf yang pernah aku perbuat, aku yang lalai, aku yang terkadang malas, aku yang banyak dosa ini mohon dibukakan pintu maaf,

Tuhan, Terimakasih banyak

Yunita Jasmine

24 Juni, 2012

TKW Asal Cianjur Disiksa dan Dilecehkan


Cianjur, Juni 2011

Aku baru lulus SMA dengan peringkat terbaik di sekolah, banyak mimpi yang ingin aku capai setelah ini. Menjadi seorang Dokter adalah salah satu mimpi besarku dan aku akan menggapainya. Namaku Nurjanah, biasa orang-orang memanggilku dengan sebutan Nur. Dua hari lagi aku akan ikut paman ke Jakarta, tepatnya untuk meneruskan kuliahku di tempat orang-orang dapat mewujudkan mimpinya. 

Aku memang bukan keluarga kaya, namun entah mengapa pamanku bersedia menyekolahkanku ke Jakarta, pastinya aku menyambut dengan bahagia dan bersyukur, kesempatan yang langka ini akan aku pergunakan dengan sebaik-baiknya, aku akan belajar dengan sungguh-sungguh, bekerja juga untuk sedikit meringankan beban pamanku, itulah mimpi dan semangatku sebelum meninggalkan kampung tercinta. Cianjur.

Jakarta, Juli 2011

Sekarang aku sudah berada di kota Metropolitan bersama paman, akupun sudah melihat bakal calon sekolahku yang baru, perguruan tinggi yang aku impi-impikan sejak kecil sudah di depan mata, walau terbesit sedikit rasa minder namun cepat-cepat aku tangkis dengan mengepalkan tangan dan bertekad untuk menaklukan kampus ini dengan prestasiku.

Setahun sudah ku jalani dengan baik, IPK ku terbilang Comloude, urusan pelajaranku terbilang lancar namun banyak urusan lain yang menggerogoti otakku, paman yang awalnya lancar mengirimiku uang saku, sudah tiga bulan ini nihil tanpa kabar, menurut informasi orang tua ku usaha yang dijalankan paman bangkrut, namun biaya sekolahku, biaya kosnku, dan biaya hidup sehari-hari tetap berjalan, aku bingung, aku sudah berusaha berkerja usai kuliah dengan memberikan privat untuk anak-anak namun tetap saja kurang, setiap bulannya selalu besar pasak dari pada tiang, gali lobang tutup lobang, maklum kehidupan Jakarta yang memang mahal padahal aku sudah mencoba meringankan biaya hidupku dengan hanya satu kali makan setiap hari namun tetap saja sehari-harinya ada saja biaya yang harus dikeluarkan di kampus.

Orang tua yang tadinya setuju aku meneruskan kuliah di jakarta mendadak menyuruhku pulang. Kata ibu, ayah sakit keras, dan ibu juga harus merawat ayah, sedangkan ketiga adikku masih duduk di bangku sekolah, betapa bingungnya aku saat ini.
***
Sesampainya dikampung halaman, ternyata ibu sudah menyiapkan rencananya. Rencana yang membuatku kaget bukan main. Seluruh perlengkapan termasuk paspor atas namaku sudah ibu persiapakan, aku akan dikirim ke Arab Saudi untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW), benar-benar mimpi buruk yang tak pernah terbanyangkan, lalu bagaimana dengan kuliahku dan dengan mimpi-mimpi besarku untuk menjadi Dokter. Aku menangis dua hari tanpa keluar dari kamar, ternyata ibu melakukan itu karena tergiur dengan gaji yang diceritakan para tetangga yang sudah merantau kesana, sebegitunya kah dasyatnya uang hingga dapat merubah ibu yang tadinya bijaksana menjadi otoriter.

Aku berangkat dengan berat hati dan terpaksa ke Arab Saudi di jemput orang yang tak aku kenal, dengan menyembunyikan hati yang meringis khusus di depan ibu, aku mencoba tenang dan berdamai dengan nasib namun tetap saja air mata jatuh tak tertahan.

Arab Saudi, Februari 2012

Sebulan di Arab Saudi membuat kehidupanku berubah, kegiatan sehari-hariku bukan lagi belajar namun bekerja persis pembantu rumah tangga, memang saat ini aku adalah pembantu rumah tangga, sedih memang jika memikirkan mimpi ku namun sangat egois jika hanya memikirkan diriku sendiri ditengan perut adik-adikku yang kelaparan, aku iklas itu kunciku. 

Tiga bulan disini terasa lama sekali, namun tak apa yang penting disana ayah, ibu dan adik-adikku bahagia dengan uang kiriman gajiku yang lumayan.

Majikanku disini baik sekali, hanya ada sepasang suami istri yang sudah tua renta, menurut ceritanya mereka mempunyai 3 orang anak laki-laki yang sedang berkuliah di Negeri sebrang sehingga jarang sekali pulang, biasanya pulang setiap luburan saja, aku jadi teringat kuliahku di Jakarta, aku meneteskan air mata dan cepat-cepat aku hapus.

Aku mengirim surat kepada ibu dan keluargaku,

Assalamu’alaukum…

Ibu, bagaimana kabar ayah? Semoga ayah lekas membaik. Ibu maaf, ananda baru sempat mengirim surat. Ananda hanya ingin mengabarkan pada ibu kalau ananda disini baik-baik saja, majikan ananda disini sangat baik. Semoga adik-adik bisa terus bersekolah ya bu, salam rindu untuk ibu, ayah dan adik-adik dari ananda di Arab Saudi.

Semoga surat ini dapat mewakili rasa rindu aku yang selalu masuk dalam mimpiku tiap malam.

Tok…tok..tok

Aku cepat-cepat menuju ke arah pintu, tumben sekali ada tamu, dari pertama aku tinggal disini belum pernah ada sekalipun tamu yang datang, hanya tukang koran itupun hanya sampai halaman.

Muda, tinggi besar, putih, mancung, sosok yang belum pernah aku kenal sebelumnya, namun Umi, sebutan majikanku yang tua renta itu langsung memeluknya dan menyuruhku untuk mengangkat barang-barangnya ke kamar atas. Dari wajahnya memang terlihat sedikit mirip, mungkin itu salah satu anaknya yang pernah diceritakan.

Umi segera masak beraneka ragam makanan kesukaan putranya, aku ditugasi untuk membantunya memotong-motong, betapa cintanya Umi pada anaknya itu, aku jadi rindu ibuku, kalau habis naik-naikan kelas dan aku mendapat juara kelas, ibu langsung memasakan aku opor ayam dengan sambal pete kesukaanku, perutku mendadak keroncongan, aku menelan ludah dan kembali melanjutkan memotong-motong sayuran.

Makan malam telah usai, aku seperti menjadi bagian dari mereka, bukan hanya sekedar pembantu, mungkin karna Umi dan Abi tidak mempunyai anak perempuan atau mungkin karena mereka sudah nyaman denganku yang pasti aku bahagia bisa bertemu dengan majikan seperti mereka, walau sesekali aku suka sedih jika mengingat kuliahku.

Malam ini terasa berbeda karena datangnya anggota baru, bukan anggota baru tapi aku yang baru melihat. Semoga sifat anak laki-lakinya itu sama dengan sifat Umi dan Abi nya yang baik.

Tiga malam sudah berlalu, sedikit aneh buatku ketika pernah di suatu sore Rajab, nama anak Umi yang baru datang itu minta dipijiti di dalam kamar yang pintunya harus ditutup, awalnya aku menolak, aku katakan biar aku panggilkan tukang pijit namun Rajab menolak, dia bilang terlalu lama jika harus memanggil tukang pijit. Aku berpositif thingking, mungkin dia sangat lelah dengan perjalanan yang lumayan jauh, aku memijitinya dengan syarat pintu kamar dibuka lebar, ia setuju.

Berulang kali Rajab minta dipijiti, aku sudah sering kali menolak namun Rajab selalu memaksa, dia mengancamku akan memecatku jika aku tidak memijitinya. Aku tidak mau memijiti Rajab karena terkadang Rajab membelai pipiku ketika aku sedang memijiti tangannya, aku sering kali menangkis tangannya jika dia berusaha memberlai pipiku atau mulai meraba tubuhku namun dia malah memegangku erat. Aku ketakutan.

Malam ini ketika Umi dan Abi sudah tertidur lelap, Rajab datang kekamarku minta dipijiti, aku menolak. Rajab menyelinap masuk kekamarku, aku berteriak namun tangannya membekap mulutku. Pintu kamarku dikunci olehnya dan kuncinya dia sembunyikan di saku celananya, aku sungguh ketakutan, apa yang ingin dia lakukan terhadapku, aku berusaha mengetuk pintu dan berteriak meminta pertolongan namun tidak ada yang mendengar, kamarku memang berada jauh dibelakang, bersebelahan dengan garasi hingga suara apapun tak mungkin terdengar. Rajab menamparku karena aku tak mau menuruti kemauannuya untuk tidur, aku terus menyelamatkan diriku dengan melempar benda-benda yang ada disana, aku lemas, tenagaku hampir habis namun sekuat tenanga aku tetap mempertahankan diriku. Rajab merobek bajuku dan menamparku hingga aku pingsan. Malam itu menjadi malam terburuk yang pernah aku alami, aku tersadar sudah tidak mengenakan busana, namun Rajab sudah tidak ada di sebelahku. Aku kesakitan, rasanya seluruh badan dan hatiku sakit.

Aku tidak keluar kamar, tidak menyapu halaman dan tidak memasak, Umi mengira aku sakit, aku memang sakit namun Umi tidak tahu, sakit apa yang aku rasakan. Umi dengan baik hati menyuruhku untuk istirahat saja, karena aku tidak mau dibawa ke Dokter.

Tiga hari aku selalu berada dikamar tanpa keluar, aku selalu menangis. Dan hal yang aku takutkan datang kembali, Rajab datang lagi kekamarku dan mengunci pintuku dan lagi-lagi dia melakukan itu. Dia merenggut kehormatanku kesekian kalinya., rasanya aku sudah tidak ingin hidup lagi.

Tugas meruba cerita non fiksi menjadi fiksi FLP, Sebelum Revisi

15 Juni, 2012

Surat Kecil untuk Jodohku 3

Assalamu'alaikum jodohku...


Jodohku, 15 hari lagi aku akan berulang tahun yang ke 22, ulang tahunnya sii tidak penting namun aku khawatir di usiaku yang akan bertambah menjadi 22 tahun ini belum bisa dewasa, ahh aku bingung arti dewasa menurut orang-orang itu seperti apa, rasanya aku sudah berusaha untuk terus bersikap dewasa dengan menggunakan skala prioritas sesuai kebutuhan namun tetap saja masih banyak yang mengganggap aku belum dewasa, biarkanlah...

Jodohku, aku ingin teriak yang kencang jika dalam suatu malam terkadang aku merasa kesepian, aku ingin mempunyai teman syering, teman bercerita, teman berjuang, teman bertanya yang dapat mencontohkan kebaikan, ahh sudahlah tidak usah dilanjutkan, Lupakan saja.

Jodohku, Alhamdulillah wa Syukurilah Allah memberikan begitu banyak kemudahan dan keindahan, dalam segala hal, kasih tau ga yaaa apa, ada deh, nanti juga kau tau, makanya cepat dunk kau mencariku, jodohku, banyak cerita yang ingin aku sampaikan padamu.

Jodohku, aku rindu padamu.... titik.

Jodohku, terus doakan aku ya, doa kekuatan menghadapi semua kejadian dalam kehidupan,

Jodohku, Jodohku, Jodohku, semoga kita selalu diberikan ke istiqomahan, keindahan, kebahagiaan, ketenangan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan. Aamiin.

Jodohku, doaku semoga aku dapat bertemu denganmu di waktu yang tepat. Aamiin.

Terus berbuat kebaikan ya jodohku walau kecil, walau sulit,

Jodohku, aku masih ingin menumpahkan rindu ku, tapi rasanya tidak baik, jodohku sampai ketemu dalam doa yaaa..

Love you...

14 Juni, 2012

Untuk Kamu

Untuk kamu yang selalu aku perhatikan dari kejauhan...

iyaa kamu, kamu yang selalu menggoda hatiku kala kamu sedang memakai koko, dan peci mu, yang ketika kau berjalan didepanku, kau tidak menyapa ku, hanya sedikit tersenyum dan pergi, itulah saat-saat hatiku berbunga-bunga,

Untuk kamu yang Lembut...

iyaa, kamu. kamu yang selalu ramah dan santun kala berbicara, sedikit pelan namun tegas. Itulah yang selalu membuat aku deg-degan kala dekat denganmu, andai saja kau tauu...

Untuk kamu yang Cerdas...

Lagi... lagi aku selalu tidak kuat ingin memelukmu dengan kencang, kala kamu sedang serius didepan laptopmu atau kala kamu sedang menjawab argumenmu, ahhh kau ini... semakin saja aku menyukaimu.

Untuk kamu yang Penyayang...

kamu yang perduli dengan anak-anak, kamu yang tersenyum ramah dengan mereka, sayang nya kamu pada mereka bikin aku tambah tambah tambah... #uhuk

Untuk kamu yang aku cintai dengan sederhana...

Sederhananya aku mencintai kamu
Sederhananya aku mengagumi kamu, mungkin akan membuat kamu tidak pernah tau betapa aku.... padamu,

biarkanlah...

hanya aku, dan Tuhanku yang Maha Tahu

06 Juni, 2012

Menjelang H-24 usia 22 tahun

Hari ini tepat H-24 usiaku akan meranjak 22 tahun, tuhan rasanya aku ingin mengadukan kesedihanku, kesedihan yang biasanya hanya aku simpan dalam hati tanpa aku tuangkan dalam tulisan. Tuhan, aku sangat kesepian sekali, kesepian yang menyedihkan saat orang-orang terdekatku berubah tanpa sebab, berubah tanpa aku tau penyebabnya, berubah menjadi orang yang sangat tidak aku kenal, aku tidak suka itu.

Tuhan boleh aku meminta sesuatu di usiaku yang meranjak 22 tahun ini....

Tuhan, sungguh aku ingin sekali hadiah ini, hadiah yang sudah aku doakan sejak lama, hadiah yang menjadikan diriku seperti ini sampai saat ini, Tuhan, tolong berikan aku kekasih sholeh yang baik hati, aku membutuhkannya untuk menemani perjuanganku disetiap harinya, kekasih halal yang bisa menjadi sahabatku dalam hal apa saja. Tuhan, saat ini aku sering sekali merasakan kesepian, kesepian yang selalu membuat aku meneteskan air mata tanpa sebab. Kesepian yang terkadang selalu membuatku menjadi wanita yang tidak aktif dalam bersikap.

Tuhan, aku sedang dilanda galau yang teramat sangat, apakah aku harus menangguhkan prinsipku untuk memulai menjalin hubungan dengan bukan muhrimku demi mengusir rasa kesepianku atau aku harus seperti ini saja, menahan kesepian, menahan kesedihan yang aku tidak tahu datangnya dari mana. Oohhh Tuhan tolong berikan yang terbaik, aku terserah Engkau sajalah.

Tuhan, terus kuatkan hati ini, untuk menjemput pangeranku yang sholeh, aku yakin dia ada disana yang juga sedang berjuang melawan kenikmatan-kenikmatan dunia yang fana.

Tuhan, terimakasih yang teramat sangat ketika Engkau mengirimkan sosok-sosok baru dalam menyibukan hari-hariku, aku tahu mungkin itu caraMu untuk mengalihkan kesepianku namun Tuhan terkadang aku tetap saja tidak kuat melihat mereka yang terlihat berbahagia dengan pasangannya, aku ingin juga Tuhan.

Tuhan, maaf jika dalam aku bersikap masih banyak sekali hal-hal yang membuatMu tidak suka padaku, itu semua kehilafanku sebagai manusia biasa.

Tuhan tolong jaga aku, selalu dan selamanya.