14 Juli, 2015

Tempat Aku Mengadu

Engkau sebaik-baik tempat aku mengadu Rabb. Entah apa jadinya aku jika aku tak mengenal-Mu. Engkau yang maha Baik, engkau yang maha menunjjukan jalan untukku. Yang tak pernah berhenti mengabulkan doa-doaku disaat aku membutuhkan pengabulan doa itu. Engkau yang selalu menukar air mataku dengan kebahagiaan. Engkau yang selalu menukar keringatku dengan kesederhanaan yang menawan. Terimakasih Rabb.

Engkau sebaik-baik tempat mengadu Rabb. Dikala aku gundah gulana tak berdaya, engkau yang maha menguatkanku dengan berbagai cara-Mu yang mempesona. Engaku maha Indah Rabb. Apa jadinya aku tanpa-Mu Rabb. Engkau begitu banyak mengasihiku, membimbingku ke jalan yang lurus, kala kaki ini serasa letih ingin berbelok. Engkau terus menuntunku. Rabb aku sayang pada-Mu. Terimakasih Rabb.

Engkau sebaik-baik tempat mengadu Rabb. Kala permintaanku begitu banyak, kala permohonanku begitu detail. Engkau rela memberikan bahu-Mu untukku hingga aku merasa begitu istimewa saat permintaanku engkau ganti dengan yang lebih baik. Rabb jangan pernah biarkan aku menjauh dari-Mu. Engkau sebaik-baik penolong.

Rabb, hamba memohon. Jika laki-laki yang telah mengkhitbahku dengan cara yang sangat menawan ini adalah hadiah dari-Mu, hamba mohon terus bukakan fikiran hamba untuk dapat selalu melihat kebaikan yang ada padanya. Pertemukan kami dalam kehalalan Rabb, agar semakin besar cinta kami pada-Mu.

Rabb, apakah hamba masih dibolehkan untuk minta doa yang detail, sebenernya hamba malu, begitu banyak pengabulan doa menawan yang telah engkau berikan untuk hamba namun masih saja hamba meminta. Hamba hanya punya Engkau ya Rabb tempat hamba meminta, tempat hamba memohon, tempat hamba berbagi keluh kesah, tempat hamba mengekspresikan senang sedih.

Rabb, hamba memohon. Satu permohonan lagi, hamba ingin punya ibu yang pandai bersyukur tepatnya yang dapat bersyukur telah dikaruniai anak sepert hamba, agar hamba tidak merasa bahwa hamba tidak berguna di dunia ini. Itu saja Rabb. Semoga Engkau berbaik hati mengabulkan.

Salam Rindu dari hamba-Mu yang Faqir ini

Yunita Jasmine

11 Juli, 2015

FACKING BAD

Ada yang tahu Facking bad artinya apa? Iya betul, menampilkan perilaku buruk di depan orang yang sebenarnya itu bukan sifat kita. Tujuannya untuk apa? Macem-macem sesuai kebutuhan.

Ada juga yang lain namanya Facking good atau menampilkan perilaku baik di depan orang yang sebenarnya juga bukan sifat kita. Tujuannya juga macem-macem sesuai kebutuhan.

Karena di atas saya memberikan judul Facking bad maka saya akan bercerita tentang kenapa saya melakukan Facking Bad.

Jujur, ga tau kenapa saya sering melakukan Facking bad di depan bunda saya. Saya selalu ingin saja terlihat buruk di depan bunda saya, ada apa yaa dengan saya. Alhasil kerjaannya saya hampir setiap hari dimarahin sama bunda saya. Saya ngerasa, lebih baik begini. Sudah terlanjur karena dari kecil saya sudah sering di jelek-jelekin oleh bunda saya, dari cap oon, lemot, bego, letoy, ga bisa apa-apa sampe yang paling dalem setiap kerjaan yang saya lakukan selalu dibilang ga guna.

Saya si cooling down aja, buktinya saya tetep nyuci baju ayah dan bunda, saya tetap bebenah rumah, saya tetap nyuci piring, saya tetap nyapu-ngepel walaupun kerjaan yang saya lakukan tidak pernah di hargain. Tidak apa-apa yang penting saya bisa melakukan semua itu.

Sedih emang, kalau difikir-fikir dampaknya dengan kondisi psikologis saya, saya menjadi anak yang cepat sekali menangis. Namun nangisnya selalu sembunyi-sembunyi sampai saya akhirnya tumbuh menjadi perempuan yang tidak percaya diri. Namun Alhamdulillah Allah maha baik. Allah memutar sifat saya 360 derajat.

Yang posti sampai saat ini saya masih tumbuh jadi perempuan yang cengeng alias mudah menangis.

Saya berharap. Saya bisa tumbuh menjadi perempuan hebat yang bisa menciptakan generasi berkualitas dengan tutur kata yang baik. Biarkan saya saja yang mempunyai pengalaman seperti ini jangan sampai anak cucu saya mengalaminya. Aamiin.

Al-Fatihah untuk bunda semoga masuk syurga. I love you full, always.