Catatan
Ibu Ifa Zahida, "DESPRATE HOUSEWIFE"
Untuk
sahabat ku para isteri...
Tadinya
tak ingin aku mengungkapkan isi hati ini, namun belakangan begitu sering aku
mendengar kelus kesah dari para sahabatku...mereka yang saat ini menjadi seorang
ISTRI...
Sebelum
menikah rasanya semua perempuan berharap bahwa menikah itu indah, semua akan
terasa manis...dan semua hal bisa diselesaikan bersama lelaki pilihannya
Setelah
proses akad nikah selesai, maka lelaki menjadi Imam dalam rumah tangga...dan
perempuan menjadi makmum, sehingga terjadi keselarasan langkah..laki-laki
menjadi Imam bukan semata-mata memerintah atas kehendak pribadinya sehingga
bisa menjadi superior, begitu juga dengan perempuan...ketika posisinya menjadi
makmum bukan berarti tidak punya hak untuk bicara dan menentukan pilihan, semua
bisa dibicarakan...semua bisa dikomunikasikan sehingga masalah bisa terpecahkan
(idealnya seperti itu..)
Waktu
terus berjalan...hari demi hari dilalui dengan indah, masih ada sejuta
cinta..segudang sayang...suami kita selalu dinanti kehadirannya, pulang
disambut dengan senyum keikhlasan, sang suami pun membawakan oleh-oleh
kesukaan...bahkan mungkin setangkai bunga nan indah...
Tak
terasa...satu dua tahun berjalan, kita mulai menemukan hal2 kecil yang
berbeda...mulai dari kebiasaan makan, berpakaian, menyikapi sesuatu, bergaul,
dan sebagainya...awalnya biasa saja, istri hanya terkejut dalam hati kemudian
mulai dibicarakan kepada suami...pada proses komunikasi tersebut kadang ada
saja yang membuat "not happy ending", lama kelamaan kondisi ini
menjadi besar...belum lagi ditambah masalah penghasilan yang diperoleh
suami...dapat rezeki bulanan malah wajah jadi merengut
Saat
anak belum hadir menggenapkan kesempuarnaan rumah tangga, mungkin tidak terlalu
masalah ( namun pada kondisi mereka yang membutuhkan waktu tidak sedikit
menanti datangnya buah hati...akhirnya ini bisa menjadi masalah serius) setelah
hadirnya anak masalah akan bertambah (jika tidak diselesaikan).
Hadirnya
anak ternyata tidak cukup menyelesaikan masalah...saat anak belum genap 1
tahun, istri sudah hamil lagi dan kejadian tersebut bisa berulang pada anak
berikutnya dan berikutnya..belum lagi masalah jumlah penghasilan suami yang
tidak mencukupi sehingga isteri harus bekerja, dengan segala keterbatasan
tanaga sang isteri akhirnya keluar rumah dipagi hari dan kembali kerumah petang
bahkan malam hari...
Salah
seorang teman SMA saya menghubungi via telpon (ibu muda beranak 3), dia
menumpahkan segala kekesalan, keletihan dan kebosanannya pada
pekerjaan...karena pada posisinya sebagai kepala bagian di bank swasta bonafit
dia harus siap berangkat pagi pulang malam...kadang saat dia menghubungi saya
diatas jam 7 malam posisinya masih ada dikantor...sampai suatu kali dia telpon
dan bilang " lo tau ga Fa, gue adalah ibu yang paling sering dipanggil
oleh sekolah...karena 2 anak gue yang sudah sekolah sering menjadi"trouble
maker" dikelas...hmmm, lantas dia bercerita lagi..."belum tingkahnya
kalau dirumah...ga mau denger kata2 gue, dan suka marah meledak2"...saya
hanya diam sejenak, lalu dia bertanya" menurut lo apa penyebabnya? "
aku hanya tersenyum dan bertanya padanya " berapa jam lo ada disamping
anak saat dia melek? " apa lo ada disampingnya dan dengerin cerita serunya
saat disekolah? tanya ku padanya...dan aku bertanya kembali " ada dimana
lo saat dia lagi BT sama temennya karena mainannya direbut atau dia diusilin
temannya sehingga itu membuatnya sedih ?" " ada siapa saat anak lo
pulang sekolah" ??? karena di butuh curhat dan pelukan sang ibu,
beberapa pertanyaan yang saya ajukan sempat membuatnya tergagap ...saya hanya
bilang padanya " ANAK-ANAK BUTUH KEHADIRAN MAMANYA DIRUMAH" bukan
dengan "mba" yang jumlahnya lebih dari 1..sejak itu saya
berfikir ini hanya satu contoh kecil sahabat saya seorang ibu muda wanita karir
yang memiliki masalah pada anak , bahkan saya sempat bilang...dari beberapa
kasus anak bermasalahtingkah laku disekolah saya sebagian besar adalah mereka
yang ibunya sibuk bekerja dan waktunya habis diluar rumah
Lain
lagi cerita teman kuliah saya..yang atas kehendak-Nya diberi amanah anak lebih
dari 4, hampir setiap tahun melahirkan...pada anak pertama dan kedua dia masih
bilang Alhamdulillah..ketiga sampai kelima dia sudah mulai khawatir sampai
baru2 ini dikehamilannya yang keenam dia bilang ke saya " gue stres!!!
sampai kapan gue akan dikasih anak...gimana gue bisa kerja kalau begini sekolah
tinggi tapi cuma dirumah, rasanya ingin dibuang saja yang ada didalam perut
ini...Upss, masya Alloh..saya hanya bilang Alloh kasih yang terbaik...banyak
perempuan didunia ini yang sangat ingin merasakan hamil dan punya anak,
karena...itu adalah anaugerah terbesar dan terindah (saya jadi terkenang
indahnya menjadi ibu hamil, amazing!!) dan perlu kita tau bahwa perempuan yang
disukai adalah mereka yang bisa melahirkan banyak anak...dan jangan
khawatir, ibu yang berpendidikan kemungkinan besar akan lebih baik
mendidik anak dari pada yang tiddak sekolah (walaupun tidak semua berlaku
seperti itu)...
Belum
lagi habis berfikir tentang teman kuliah saya, datang lagi seorang ibu yang
bercerita tentang kondisi ekonominya yang sulit ditambah perilaku suaminya yang
selingkuh...ada lagi yang datang dan bercerita bahwa kalau suaminya kesal
dengan orang lain dia akan memukul istrinya sampai lebam...
dari
beberapa cerita diatas saya hanya menghela nafas panjang...bahwa banyak
diantara kita mengalami keputusasaan dalam menjalankan peran dan fungsinya
sebagai isteri.. rasanya ingin menyudahi pernikahan ini, rasanya ingin lari
sampai ingin bunuh diri..
tak
dapat dipungkiri, tugas perempuan sebagai isteri, sebagai ibu, sebagai menantu,
sebagai ipar begitu berat...sebagian besar amanah menjaga diri dan kehormatan
suami ada ditangan istri, mendidik anak adalah tugas utama seorang ibu, menjadi
menantu yang diinginkan mertua, menjadi ipar dan sebagainya adalah tugas berat
Namun,
semua itu harus dijalani dengan segala keterbatasan yang kita miliki...satu hal
yang bisa saya ambil dari semua cerita diatas..yaitu BERSYUKUR, karena jika
kita bersyukur maka nikmat itu akan terus ditambah kata ALLOh ...nikmat bukan
dari banyaknya harta, bukan dari banyaknya anak, bukan dari suami yang tampan
tapi dari pancaran keimanan yang ada didada setiap manusia...Alloh SWT telah
menggariskan setiap posisi dan peran dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing
Apapun
suami kita...berapa penghasilani yang diberikannya pada kita, seberapa besar
dia membantu meringankan pekerjaan kita, seberapa besar penghargaannya terhadap
hasil usaha kita maka kembalikan kepada Sang Pemilik..seberat apapun masalah
Insya Alloh dapat diselesaikan..jangan lari dan takut menghadapinya.diri ini
amat lemah, jangan diperlemah dengan keadaan...jangan putus asa terhadap
kondisi yang kita hadapi, bergantunglah kepada Sang Maha Kuat...karena hanya
Dia yang Maha Memberi Kekuatan
Juga,
harapan sederhana untukmu wahai para lelaki yang Alloh takdirkan menjadi
suami...Istri adalah amanah dari yang telah dititipkan disisimu, bukan untuk
disakiti hatinya, bukan untuk diremehkan kemampuannya, bukan untuk dicemooh
hasil kerjanya ( karena usahanya sudah sungguh-sungguh untuk membuatmu
tersenyum menikmati hasil masakannya) , bukan untuk diabaikan
keinginannya...para Istri yang akan menjadikan mu para suami dapat berjalan
tegak diantara manusia lainnya, karena dia tutupi aibmu, dia jaga kehormatanmu,
dia jaga hartamu dan inga!t dia juga mendidik dan mengajarkan anak-anakmu
sehingga anak-anak itu hormat padamu, ...jadi jagalah istri untuk selalu taat
pada Rabb mu agar kelak kau dapat menegakkan wajah dihadap Sang Maha Penguasa
Alam bahwa...kau telah menjalankan amanahmu sebagai Imam dalam rumahtangga
Wallohu'alam
bunda
Azkiya, pk.23.34 - 3 Juni 2011
Barakallah
ibu Ifa Zahida, semoga ini bisa jadi pembelajaran untuk saya walau belum
menikah, Intinya Bersyukur atas semua yang diberikan Allah ^_^
4 komentar:
Demi langkah ku melangkah untuk menjumpai sahabat pena yang slalu kuingat,,, pengen mampir asa kangen sama orangnya dan blognya yang cantik...
semua permasalahan yang ada dalam keluarga butuh pemecahan bersama... satu tahun pertama masih merasakan indahnya berdua... perlahan tapi pasti kita akan menemui kerikil-kerikil tajam... sanggupkah kita mencari solusi bersama... dengan keyakinan dan positif thingkink kita bisa... Semoga dimudahkan dalam urusan nitha////
Aamiin. Makasih kakak ^_^
Wanita (baca istri) secara sosial budaya dan politik, slalu dalam posisi teraniyaya, yg terkadang diamini, wanita slalu pasrah dengan apa yg slalu terkungkung dalam tafsir para lelaki. Tafsir imam dan makmum adalah salah satunya,sehingga waita hrus menjadi ekor l aki2. Cobalah baca buku perempuan dalam lembaran suci.
Posting Komentar