Hey,
pemerintah yang pintar, yang paling tepat, yang paling benar, yang mungkin
sudah belajar dimana-mana, yang mungkin sudah memiliki pengalaman mengajar
ratusan tahun terhadap anak-anak.
Ada apa
dengan kurikulum 2013 ini??
Apakah ketika
engkau membuat KD atau Indikator kau sudah mencoba dengan percobaan ratusan
kali???
Ingat,
anak-anak bukan kelinci percobaan yang bisa engkau coba-coba.
Lihatlah,
engkau membuat undang-undang katanya, anak kelas satu yang baru masuk belum di
wajibkan untuk bisa baca, makanya haram untuk sekolah menolak anak hanya karena
belum bisa baca, TAPI... lihat kurikulum buatanmu, anak kelas 1 baru masuk
sudah dicekoki soal penjumlahan cerita, yang menggunakan cara seperti anak SMP,
pakai diketahui, ditanyakan, jawab. Hah. Untuk belajar baca aja mereka masih kesusahan.
Lihatlah,
buku kelas 2, engkau memberikan materi seperti layaknya anak-anak ekspert
120x2, 84x2, heyyyy... pemahaman konsep saja kita sebagai pendidik harus
benar-benar jeli menjelaskan dari mulai konsep konkrit sampai abstrak, tapi
engkau, lihat.... susah payah kita menanamkan konsep 3x1=1+1+1=3, 5x2=
2+2+2+2+2=10 menggunakan benda konkrit, menggunakan gambar, yang penting
anak-anak bisa hapy belajar, tapi engkau.... membuat buku semaunya tanpa
memikirkan konsep anak-anak.
Masih mau
ngotot jadi pemerintah yang baik, untuk kepentingan anak, hah, untuk generasi
berkualias, prettt? Sok iyeee, kompetensi intinya, keren, mana, nyambung ga? Pelajaran
hidup rukun saja, materi dan latihan soalnya monoton.
Saya sebagai
pendidik yang masih awam hanya ingin berusaha agar anak-anak bisa belajar
dengan hapy, persetan dengan semua penilaian yang engkau tuntutkan pada kami
sebagai pendidik.
Apakah Engkau
tau, hey pemerintah, form penilaian yang engkau buat, engkau beratkan kami
untuk menilai, itu sama saja engkau menitikberatkan pada hasil. Engaku mana
tahu, kami jatuh bangun mengajari mereka sampai mereka mengerti, kami tidak
butuh form rumit seperti itu. Progres sekecil apapun, rasa senangnya ada
disini, di hati, di senyum anak-anak itu. Bukan pada form penilaian sikap,
pengetahuan, keterampilan. Pretttttt.
Apakah dengan form-form hebat itu bisa
membuat anak jadi bisa. No.
Anak hanya
bisa diajarkan dengan hati, mau bikin anak pintar, gampang, ajarkan saja setiap
hari. Tapi membuat anak yang cerdas hatinya itu yang sulit.
Kita pendidik
setiap hari seperti kejar-kejaran dengan materi, dengan penilaian, dengan keinginan
engkau yang sebenernya mau jadiin anak seperti apa si? Pinter? Atau stress?
Anak butuh
proses waktu untuk belajar, bukan butuh form-form nilai itu.
Lihatlah,
sehari kami baru saja mengajarkan penjumlahan, hari besoknya kami sudah diminta
untuk mengajarkan pengurangan, dan lusa kami sudah harus mengajarkan perkalian,
dan perkaliannya pun bukan perkalian yang wajar, apalagi konsep perkalian di
buku, benar-benar tidak konsisten.
Sudahlah,
buat apa jari-jari saya lelah menulis, engkau pemerintah penguasa paling hanya
bisa menyalahkan kami. Guru yang hanya digaji kurang dari dua juta tapi
dituntut mengajar dengan segala administrasinya seperti orang yang gajinya
puluhan juta. Cukup tahu aja. Makasih banyak pemerintah. I Love You Full.
Semoga semuanya
berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar