“Allah tidak akan memberikan ujian kepada
hambanya, melainkan Allah tahu bahwa hambanya mampu menghadapinya”
Kayanya kutipan kalimat di atas yang
menjadikan aku tegar, menghadapi Oktober Kelabu ini. Bulan Oktober 2012 ini
benar-benar banyak menghabiskan air mata. Namun banyak hikmah yang bisa di
petik, yaitu aku menjadi semakin dekat dengan Robbku di balik semua kepasrahan
dan penyerahan diri pada titik terendah, aku merasa dari titik itulah aku
diberikan ketegaran yang berlipat ganda.
Berawal
dari hari Selasa, 2 Oktober 2012
Awal oktober itu, saya dikejudkan dengan
kabar ayah ada dirumah sakit, kena
serangan jantung. Saya yang ketika itu sedang disekolah, sedang mengajar,
mendadak kaget, sedih, dan takut, belum pernah sebelumnya ayah ada riwayat
jantung. Saya yang langsung izin pulang, dengan ngebut mengendarai motor menuju
rumah, ternyata bunda sedang nangis, saya berusaha tegar, jika bunda nangis
saya juga nangis apa jadinya.
Saya langsung ke RS dengan bunda, di UGD ada ayah
yang sedang terengah-engah nafasnya menahan sakit, seketika kaki saya lemas tak
kuat berdiri, saya hanya bisa bershalawat di bawah kasur UGD ayah sambil terus
berdoa.
UGD |
Ayah yang Hebat, itulah ayahku. Ketika dokter
berkata-kata yang menyeramkan tentang ayah, yang membuat bunda terlihat sangat
sedih, aku melihat ayah kuat, dengan Enzim sekitar ±1700 yang menurut dokter serangan jantung akut, ternyata ayah
bisa melewati itu semua dengan senyumnya yang tangguh, ayah hanya dirawat 5
hari. Alhamdulillah.
Bunda yang ketika itu masih diambang sedih karena dokter berkata ayah harus di Kateterisasi biaya administrasi yang jumlahnya sekitar 75-150
juta, Allah benar-benar menguji hambanya,
sesuai dengan kemampuannya. Ketika kami pasrah sepasrah-pasrahnya
pertolongan Allah datang, PLN tempat ayah bekerja bersedia menanggung semua
biaya. Ayah di pasang 3 ring dijantungnya dan 1 baloon.
Pada tanggal itu juga, 2 Oktober, sore-sore
saya mendapat kabar dari keluarga di bandung kalo nenek masuk rumah sakit,
nenek dirawat. Saya merasakan semua merasa sedih namun dari sana saya merasa
kami menjadi sangat dekat, saya dengan bunda, saya dengan adik-adik, saya
dengan ayah. Terselip kebahagiaan.
Pengalaman naik ambulan pulang pergi
depok-bekasi dengan kecepatan tinggi dan suara nyaringnya ambulan, semoga
menjadi pengalaman pertama dan terakhir saja untuk saya. Aamiin.
Pertangahan
bulan, dimana ada kelabilan saya yang ingin resain dari pekerjaan. Tak sanggup saya menceritakannya, semoga keputusan ini yang terbaik, saya tetap
bertahan disana. aamiin
Ditutup
tanggal 30 Oktober 2012
Pagiiiii itu jam 06.35 hp saya berdering,
ada suara tante yang sedang menangis, “nenek meninggal”. Bunda yang langsung
menangis, ayah yang langsung menyiapkan mobil untuk ke Bandung, adik yang
sedang rapi-rapi untuk berangkat kerja, saya yang sedang merapihkan kamar. Berita
ini menjadi ujung Oktober Kelabu. Nenek tercinta, sakit rasanya jika mengingat
memory-memory tentang aku dengan nenek, saya hanya bisa pasrah, berserah diri,
berdoa, dan mohon kekuatan untuk keluarga saya pada Allah SWT.
Banyakkk sekali hikmah yang bisa diambil di
bulan Oktober ini. saya hanya bisa menyelipkan kata "Semoga, Semoga, Semoga". Semoga Allah memberikan yang terbaik.
3 komentar:
yang sabaar ya nit semoga ayah selalu sehat dan nenek dilapangkan kuburnya dan semua amalnya diterima oleh Allah SWT
Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami turut merasakan duka cita
Mas Rinem: aamiin aamiin aamiin Ya Robbal alamin. makasihh banyak mas rinem. ^_^
Majalah Masjid Kita: Makasih ^_^
Posting Komentar