1. Mengapa
Saya Menulis
Menulis,
menulis, menulis, ahhh itu suatu yang membosankan jika dijalani dengan paksaan.
Namun tidak bagi orang yang merasa menulis adalah kebutuhan, saya sangat
merasakan hal itu, ketika saya merasa menulis itu suatu kebutuhan, kebutuhan
saya untuk meluapkan semua perasaan saya, baik penting atau tidak penting, baik
sedih atau bahagia, baik bermanfaat atau tidak, yang pasti menulis merupakan
suatu kebutuhan saya untuk saya dapat menjadi manusia. Itu saja. Cukup.
2. Menggambar
wajah
Saya
malu, jika harus berlama-lama membayangkan wajah saya di cermin, wajah yang
selalu saya syukuri walaupun jauh dari kata mirip dari artis-artis bollywood,
yang pasti banyak misteri yang ada di dalam wajah saya, hehehe. Wajah yang
selalu mengantarkan saya untuk bertemu, berkenalan dan menjalin hubungan dengan
semua kerabat saya. Ahhh wajahh, semoga dengan wajah yang pas-pasan ini dapat
mengantarkan saya ke Syurga-Mu ya Allah.
3. Menggambar
suara
Saat
ini, yang saya dengar hanya ada suara TV yang sedang memberitakan pernikahan
Anang dan Ashanty, suatu berita yang mungkin setiap wanita yang belum menikah
menginginkannya, ohhh tuhan kapan saya bertemu dengan jodoh saya, kapan
disebutkannya nama saya di depan penghulu, hussss sudahlah, pasti ada saatnya.
Saya sangat senang jika mendengar suara anak-anak berceloteh, bertanya,
bercerita atau hanya sekedar memanggil nama saya, “ka nitaaaa” itu yang selalu
membuat saya merasa ada di dunia ini, mendadak saya menjadi kangen dengan
mereka semua.
4. Menggambar
Rasa
Sed ari tadi, saya menulis disambili dengan mengunyah keripik
kentang yang terlihat orange namun tidak pedas, inilah rasa, rasa yang
terkadang bisa terbohongi dari kasat mata, yang hanya bisa dirasa saat kita mencoba.
Saya bingung sekali bagaimana menggambar rasa, termasuk rasa keripik ini, yang
membuat saya kecewa dan merasa tertipu dengan warna dan wanginya.
5. Menggambar
Kenangan
Saya ingin meneteskan air mata jika
harus mengorek kenangan ini, kenangan ketika saya ditinggal sahabat saya tanpa
sebab. Sahabat yang selalu saya anggap sebagai sahabat terbaik, terbaik, dan
terbaik, yang saya tidak percaya jika ini bisa terjadi. Ditinggal sahabat tanpa
sebab sudah hampir 2 tahun saya kehilangannya. Sosok nya masih ada di hati
saya, di fb saya namun ruh dan senyumnya sudah sirnah. Saya ingin marah namun
saya hanya bisa menangis kencang. Sudahlah lupakan saja, saya memang tidak
ingin mengingatnya lagi, ahhh tapi mengapa hal itu yang selalu teringat, saya
benci jika mengingat kenangan ini.
Sekarang saya sudah bahagia dengan hidup
saya yang baru, hidup dengan lingkungan dan teman-teman baru, hari ini dan esok
akan saya jadikan hari-hari saya berwarna dengan semangat dan senyuman, masa
lalu biarlah menjadi kenangan dan pembelajaran hidup yang Insya Allah
bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar