Dear deary:
Air Mata Saksi Kehidupan |
Deary, apa aku salah ya untuk memilih jalan
ini. Memilih jalan yang menurut sebagian orang itu aneh, memilih jalan yang
jarang sekali orang mau melakukannya. Iyaa deary, masih seperti dahulu, aku
memilih untuk tidak berpacaran. Apa aku aneh, kenapa aku selalu dibeda-bedakan.
Deary, bagaimana aku tidak sedih, bunda
lebih bangga terhadap adikku yang sudah punya pacar. Bunda selalu
menyanjung-nyanjungnya. Mengatakan hebat, karena dia sudah memiliki pacar di
umur 19 tahun , ketika duduk dibangku kuliah semester 1. Dibanding aq, Cuma gadis
pendiam yang kerjanya baca buku dan main dengan anak-anak. Aku sedih banged,
sumpah.
Deary, itu hanya salah satu kejadian yang
membuat aku diambang sedih dan pilu, dan setiap harinya ada saja hal yang lebih
memilukan, ketika bunda membanggakan tetangga perempuan yang masih SMA tapii
sudah punya pacar, cowonya ganteng, motornya keren, kemana-mana selalu di antar
jemput, ketimbang aq yang kemana-mana selalu sendiri atau dengan anak-anak
kecil.
Ahhh pokoknya, aku sedih dan pilu, kenapa
harus seperti ini. Apa kiamat sudah mau dekat yaaa, sampai-sampai hal negatif
bisa berubah jadi kebanggaan.
Ya Allah, kuatkan aku. Biarkan setiap air
mata yang menetes ini menjadi saksi di alam barzah kelak bahwa betapa sakitnya
hatiku menahan kemaksiatan.
Allah terus lindungi aku, berikan kasih
sayangMu untukku. Jaga aku. Tolong Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar