DASAR-DASAR ILMU FILSAFAT
YUNITA DISKARIANI LESTARI
A.ONTOLOGI
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukan munculnya perenungan di bidang ontology. Yang tertua di antara segenap filsafat Yunani yang kita kenal adalah Thales. Atas perenungannya terhadap air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu.
Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang di hadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan yang kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat adalah relitas; relita adalah ke-real-an, Rill artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.
Pembahasan tentang ontology sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut aristoteles merupakan the firs philoshophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda. Untuk lebih jelasnya Nita mengemukakan pengertian dan aliran pemikiran dalam ontology ini. He…he….
Kata ontologi berasal dari perkataan yunani On = being, dan Logos =logic. Jadi ontologi adalah teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Ontology itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa di antara contoh pemikiran ontology adalah pemikiran Thales, yang berpendapat bahwa air lah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan semua benda. Jadi asal semua benda hanyasatu saja yaitu air.
Di dalam pemahaman ontology dapat diketemukan pandangan2 pokok pemikiran sebagai berikut:
1. Monoisme = hakikat yang asal dari seluruh kenyataan hanya satu, tdk mkn dua.
A. Materialisme = sumber yg asal itu adalah materi, bukan rohani
B. Idealisme = hakikat kenyataan semuanya berasal dari ruh.
2. Dualisme = benda terdiri dari dua macam hakikat yaitu materidan ruhani.
3. Pluralisme = segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
4. Nihilisme = tidak ada, doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang posituf.
5.Agnostisisme = mengingkari kesanggupan manusia untuk mengakui hakikat benda
SEMOGA BERMANFAAT
YUNITA DISKARIANI LESTARI
DEPOK, 30 JUNI 1990
JL.SERMA NIRAN RT08/04 NO.15 KEC. SUKMAJAYA DEPOK 16412
Tidak ada komentar:
Posting Komentar