Mentari bersinar …………
Awal dari aktifitasku yang rutin
Kesibukan yang membuatku melupakan semuanya
Terutama cinta
Mentari pun bersinar kembali …………
Selalu kegiatan yang menemaniku dalam keseharian
Dan itu yang menjadikan kesenangan
Mentari pun terus bersinar dan bersinar kembali
Akupun menjalani itu kembali
Hingga datang sosok terkagumi
Aku salah tingkah
Aktifitasku berantakan
Kegiatan ku terlupakan
keluarga ku pun terabaikan
Terus ku menjalani waktu ku dengan sang sosok itu
Menjelang malam
Menjelang siang
Hingga membawaku dalam kehancuran
Dalam kehidupanku yang nyata
Perkenalan itu pun Mengalun
Berawal dari kebohongan
Melalui suara kita berkenalan
Kala malam tiba kau pun bicara
Sungguh, perkenalan itu pun mengalun
Tak menyangka kekagumanku bergejolak
Mendengar keahlianmu, menabjubkan ku
Polos dan jujur hati ini berkata
Aku mencintaimu …………
Begitu cepatkah rasa ini
Hatiku menyangkal tidak
Namun sang batin menagis keras
Sungguh, perkenalan itu pun mengalun
Keanehan ku pun terlihat
Mungkinkah ini cinta sesaat
Kembali sang batin menangis keras
Menangis………
Menangis ………
Dan menagis selalu
Karna perkenalan itu pun mengalun cepat
Hingga kau pun menghilang
Dalam kehidupanku yang nyata
Desember, 2007…………
Aku lelah, seperti biasa setibanya di rumah aku langsung menuju kamarku dan berbaring di kasurku yang empuk. Begitulah hal yang aku lakukan kala pulang kuliah, karena tempat kuliah ku yang sangat jauh dengan rumah yang ku tinggali. Sore ini cuaca gelap, sesekali terdengar suara hembusan angin dan petir yang bersinar hingga menerpa pohon lebat yang letaknya tak jauh dari jendela kamurku. Namun hujan belum kunjung turun. Aku termenung dan melihat kearah jendela kamarku, hingga tak ku sadari aku teringat akan masa lalu, ketika aku masih tinggal di pesanteren. Kala di pesantren suasana seperti ini sangat mengasyikan di samping kita bisa bercanda ria di kamar bersama teman-teman karena pengajian diliburkan, teman-teman juga sangat antusias untuk mendengarkan lelucon-lelucon dan karangan puisi-puisi yang sesekali aku ucapkan karena hanya pada saat itulah aku dan teman-teman bisa berkumpul bersama, menghabiskan waktu dengan penuh keakraban, di samping jadwal pengajian kami yang sangat padat dan penuh dengan havalan-havalan seperti nahwu wadhi, matan jurmiah, imrithi, alfiyah, matan zubath dan lain-lain. Biasanya Siti yang mengawali cerita-cerita lucunya yang kadang di timpali oleh Meisya, hingga kami bersebelas pun tertawa. Aku yang biasa di panggil dengan sebutan Nita, segera mengambil posisi untuk memberi tahu bahwa ada karya puisi terbaru yang aku ciptakan saat ini, Ria dan Sara pun segera bersuara, ayo dunk Nit bacain, Dina dan Resa pun segera mengambil aba-aba dengan berbarengan. Satu, dua, tiga. Aku langsung membacakan puisiku yang selalu bertemakan Pangeran dan sesekali aku tertawa kecil karena Lia selalu menirukan
Di kamar, aku mengerjakan tugas yang besok akan aku persentasikan di depan kelas yang berjudul Memutuskan tali Silaurrahmi. Monitor computer butut ku pun segera ku nyalakan, dengan cepat jari-jari tangan ku memencet tombol-tombol huruf. Tidak terasa hari sudah larut malam, namun tugas ku pun belum kunjung usai. Aku sudah lelah dan sangat mengantuk namun aku belum boleh tidur, karena tugas ini yang menentukan nilai UTS ku nanti. Aku segera membuka pintu kamar dan menuju ke dapur. Aku mengambil segelas air mineral dingin dan sepotong Kue sisa kemarin ketika ibuku pergi arisan dan membawa kue-kue yang rada kampungan namun sangat lezat. Aku beserta ade-adeku sangat menyukai kue-kue itu. Ini ku lakukan untuk mengusir rasa kantuk ku setelah beberapa jam di depan computer. Mata ku sudah mulai segar,aku pun meneruskan kembali mengerjakan tugas-tugas itu yang sedikit lagi sudah akan selesai. Sekarang menunjukan pukul dua belas lewat
Kring…kring…kring… seperti suara Hp ku, siapa yang nenfon malam-malam begini yah, ganggu orang istirahat saja. Aku biarkan Hp ku berdering hingga suara itu berhenti sendiri. Dan tiba-tiba, kring………kring…………kring…………kring………… aduh siapa si, malam-malam begini ko nelfon. Dari balik tas, ku ambil Hp ku
Halo …………
Asalammualaikum
Sapa ni?
Tiba-tiba terdengar suara cowok bertanya ini nomornya Ayu
“Oh salah sambung, ga ada yang namanya Ayu disini”. Dengan cueknya aku segera mematikan panggilan itu. Dan lekas tidur.
Azan subuh pun sudah terdengar, aku sudah siap dengan mukena putihku. Kurapihkan terlebih dahulu anduk yang tadi aku gunakan untuk mengeringkan rambutku, ayah ku pernah mengatakan bahwa keramas subuh itu baik untuk otak kita, karena selain menyegarkan juga membuat kita mudah untuk memasuki pelajaran. Ternyata ibu dan adik-adik ku sudah sampai terlebih dahulu di dalam mushalah kecil yang letaknya di lantai tiga rumah ku. Kulihat mereka sedang sibuk memainkan tasbihnya dan aku pun segera menyusul. Tak lama kemudian ayah ku datang dan segera melaksanakan shalat kobliyah subuh. Setelah salam, aku pun langsung mengumandangkan ikomat sambil merapihkan shaf di sebelah ibu dan ade-adeku. Kami sekeluarga terdiri dari lima orang, ayah, ibu, ade ku Desti yang sekarang kelas satu SMA, dan adeku Intan yang sekarang sedang duduk di bangku SMP, serta aku yang sekarang sedang berkuliah di Universitas Islam Negri(UIN) semester satu.
******
Matahari masih sejuk, mobil-mobil pun masih jarang terlihat, sesekali terlihat bis dengan arah Depok-Bogor melaju ke arahku, namun bukan bis itu yang sedang ku tunggu saat ini,.hampir lima menit aku menunggu, bis yang aku maksudkan belum juga kelihatan. Terlihat dari kejauhan ada Siro teman satu kampusku yang juga menggunakan bis yang sama, dia menghampiriku.”Lagi nunggu bis ya nit,” iya ni, kok belum lewat juga ya, “sama dari tadi juga gw lagi nunggu, tapi bis nya belum juga nongol”. “Nit, lo dah ngerjain tugas filsafat?” oh yang di suruh merangkum bab dua tentang Sokrates itu yah! Sudah ko. “Gw juga udah,” Nit tuh bis nya naek yu. Bis sudah terlihat penuh, hanya beberapa bangku yang terlihat belum di tempati. Aku dan Siro pun duduk berjauhan. Kami menikmati perjalanan dengan aktivitas masing-masing. Terlihat Siro sedang memegang MP4 nya. Aku bersandar di bangku bis dengan nikmatnya, mungkin aku masih lelah karena semalam aku mengerjakan tugas hingga larut malam. Aku tertidur sejenak dan sesekali terbangun mendengar teriakan sang kenek ketika akan menurunkan penumpang.
Kring…………kring…………kring,
“Halo…………
“Asalammualaikum?” Walaikumsalam
Benar ini nomornya Ayu? “oh maaf dari kemarin
Ini nomornya siapa dunk? Akupun langsung mematiakan panggilan itu. Kring…………kring…………kring
Halo, kok sombong banget si?
“ maaf ya, di sini ga ada yang namanya Ayu”
Ya udah ga apa, ini siapa? Boleh kenalan ga?
“ eh ga ada kerjaan banget si, pagi-pagi sudah ganggu orang aja.” Nut..nut..nut aku pun langsung mematiakan panggilan itu kembali. Terlihat Siro mengatakan sesuatu dengan aba-aba yang aku sudah mengerti, ternyata sudah hampir sampai. Aku dan Siro pun bergegas turun. Kami segera menyambung perjalanan dengan menggunakan bis 510 arak Kp.Rambutan-Ciputat.
Dikelas sudah sangat ramai, aku segera menempati bangku terdepan bersama kelima teman ku. Dosen belum kelihatan,teman-teman yang lain terlihat sedang bercanda gurau, ada juga yang terlihat sedang mengerjakan tugas filasafatnya. Aku sudah dari minggu kemarin mengerjakan tugas itu, ketika dosen memberikan tugas cepat-cepat aku kerjakan agar tugas ku tidak bertumpuk. Dosen masuk, seketika kelas sunyi sepi bagai tak berpenghuni, hanya suara dosen yang terdengar dan sesekali terdengar suara mahasisiwa yang menanyakan hal yang belum dia mengerti.
Jam pun menunjukan pukul sepuluh. Aku dan sita,teman sekelasku, menuju kantin. Kebetulan kita sama-sama belum sarapan. Di bangku kantin sita memandangi anak lain yang sedang memarkiri motornya,aku sedang sibuk memakan roti isi keju yang merupakan makanan favoritku jika aku belum sempat sarapan dirumah. Nit..Nit liat deh, Linda sama Lintang cocok banget ya, “ ya,jangan di tanya deh, dia
Hari sudah mulai sore, para mahasiswa pun sudah terlihat banyak yang di luar kelas. Aku dan sita menuju pintu gerbang untuk segera pulang, dari parkiran terdengar teriakan Linda kearah kami, Nita,Sita pulang dulu yah, “Iya hati-hati ya. Motor pun melaju kencang dengan membawa Linda yang di kendarai tidak lain oleh pacarnya yang bernama Lintang. Kami pun meneruskan perjalanan menuju gerbang kampus dan ternyata sudah terlihat kak Ari, anak semester tujuh dengan motor bebek nya untuk menjemput Sita yang tidak lain adalah pacarnya. Yah Nit, gw duluan ya, yayang gw dah jemput, lo hati-hati ya Nit, “ Iya sama-sama” sambil tersenyum terpaksa karena iri melihat temen-temen yang lain pasti ada yang sudah menunggunya apabila jam perkuliahah sudah selesai”. Dengan melambaikan tangan kearah Sita, aku pun lekas berjalan kembali menuju jalan raya, yang harus ku tempuh sekitar sepuluh menit dari kampusku, karena kampusku letaknya berjauhan dengan jalan raya. Hanya kampus psikologi dan kedokteran yang letaknya berjauhan dengan kampus pusat yang lain. Jadi harus menempuh beberapa kilometer untuk sampai ke
Nita …….sendirian aja ni! Dengan nada meledek. “Iya, tadi sita sudah di jemput duluan,jadi sendirian deh.” Mau di anterin sampai depan ga? “oh makasih, ga perlu, bentar lagi juga nyampe.” Tenang aja gratis ko! “Makasih deh Nita bisa jalan sendiri ko.” Dengan berjalan cepat dan meninggalkan Iwan.
Di bis penuh dengan penumpang, aku berdiri di samping jendela yang terlihat sangat berdebu. Sesekali sang kenek masih berteriak mencari penumpang untuk diantarkannya ke tempat tujuan. Penumpang pun terus berdatangan dan menjadikan bis penuh dan sesak. Di sebelah kanan ku, terlihat sepasang muda-mudi yang sedang bergandengan, sang pemuda terlihat sangat menjaga kekasihnya dari sesakan para penumpang dan sesekali tangan pemuda itu merangkul bahu kekasihnya untuk menahan dan menjaga dari oleng nya bis kala supir harus ngerem mendadak karena ada penumpang yang ingin naik dan turun. Aku termenung dan sesekali berkata dalam hati “Enak yah ada yang jagain, coba aku bisa seperti itu.” Dan akupun langsung melenyapkan fikiran itu dengan mengeluskan dada dan berkata Astagfirllahalazim, ga pantes seorang muslim berkata seperti itu. Satu persatu penumpang pun turun, aku langsung duduk menempati bangku yang tadi terisi oleh penumpang. Perjalanan masih jauh, aku sangat lelah. Ku pejamkan mata. Dan aku tertidur dalam kelelapan. Depok…Depok…Depok, serentak aku kaget dan terbangun dan lekas kearah pintu untuk turun karena rumahku sudah mulai terlihat.
Seperti biasa, aku langsung menuju kamarku dan berbaring di kasurku yang empuk. Namun saat ini berbeda, Hp ku berdering, ku biarkan sesaat hingga suara pun terus berdering dan semakin kencang. Ku rogoh saku dalam tas ku.
“Halo, Asalammualaikum?”
Wa’alaikumsalam, dengan nada ceria, mungkin sangat menanti jawaban itu.
“ siapa ni?”
Ini Joe
“Joe siapa? Kayanya aku ga punya temen yang namanya Joe deh.
Emang, makanya kenalan dulu dunk, ini siapa? Pasti cantik?
“Ah, bisa aja!
Kemarin iya, nyari yang namanya Ayu tapi sekarang engga ko.
“ Tau dari mana nomor ini?”
Dari temen. Ini bener 93027326
“ Iya, bener! Mungkin temenya salah nyebut angka kali”
Mungkin, tapi ga apa ko, soalnya bisa nyasar ke nomor cewek cantik
“ Ah, basi banget lo.”
Boleh kenalan ga?
“ Tapi janji, ga boleh nelfon ke nomor ini lagi”
Ko, sombong banget si?
“ Bodo, ni Nita.” “janji ya, ga akan nelfon ke nomor ini lagi.”
Nut…nut…nutt..ttttt
Aku pun mematikan telfon itu.
************
Di sebuah kamar yang terdiri dari lima dipan yang letaknya di lantai tiga dan berada di tengah-tengah asrama putra itu yang ternyata masih dalam lingkungan pesantren, terlihat Joe dan Alunk sedang asyik mengobrol sambil memegang kitabnya masing-masing yang akan mereka gunakan untuk memberi pelajaran agama kepada para santri putra, ternyata Joe dan Alunk adalah salah satu dari Ustd muda yang sedang mengabdikan ilmunya dalam sebuah pesantren yang dulu merupakan tempat nya bersekolah menuntut ilmu dunia dan akhirat. Joe sibuk menceritakan kejadian tadi sore kepada Alunk, ketika dia berkenalan dengan cewek bernama Nita yang super jutek dan tidak mau lagi mendapat telefon dari nya. Alunk yang terburu-buru karena para santri putra sudah menunggunya di sebuah ruangan yang letaknya di samping teras masjid segera mengobral janji kepada Joe untuk segera menunda ceritanya dan meneruskan nya usai pengajian berakhir. Joe yang kelihatan kecewa pun ikut menyusul Alunk untuk segera turun dari tangga kamarnya karena Joe pun sedang di tunggu para santri putra kelas empat untuk mengajarkan kitab Nahwu Shorof. Terlihat para santri sedang menyandang kitabnya masing-masing dengan mengenakan pakaian ala santri.
Sementara di kamar, Nita terlihat amat sedih, dia kembali memikirkan kejadian-kejadian yang tadi dilaluinya ketika melihat Linda dan Lintang di parkiran yang terlihat amat kompak dengan kesetiannya, ketika melihat Sita dan k’Ari di gerbang pintu dan ketika melihat sepasang muda-mudi di bis yang saling menjaga dan melindungi. Dari kejadian itu Nita mulai memikirkan Pangerannya yang dia belum tahu siapa, di mana dan kapan dia akan bertemu dengan sang pangeran yang sudah menjadi khayalannya sejak kecil, hingga tak terhitung jumlah puisi-puisi yang tercipta untuk pangeranya. Begitu lah sosok nita yang dianggap teman-temannya sebagai sosok yang ceria namun sangat berbeda dengan para remaja seusianya.
Di sebuah Mall yang ada Bioskopnya, terlihat lintang sedang menggandeng Linda, menuju tempat bioskop favoritnya. Lintang berkata “Yank, mau ninton apa?” apa aja terserah, sahut Linda sambil melihat-lihat gambar film yang sedang di tawarkan untuk di putar hari ini. Lintang langsung mengambil antrian pada barisan ke delapan dari depan. Dengan berpamitan terlebih dahulu, Lintang pun meninggalkan Linda. Linda asyik berdiri melihat gambar-gambat film. Dua tiket sudah di pegang lintang tanpa tidak lupa membelikan dua minuman dan makanan ringan untuk menyelingi aktifitas ketika film di putar. Lintang menghampiri Linda, terdengar suara pemberitahuan bahwa film yang akan mereka tonton akan segera di mulai. Lintang pun merangkul bahu Linda dan mereka berdua masuk kedalam ruangan bioskop yang dingin karena dilengkapi dengan pendingin ruangan.
Diatas teriknya matahari namun sangat ramai pengunjung terlihat sita dan pacarnya, k’Ari, sedang menghadiri pameran alat-alat elektonik di senayan
Hari minggu ini terlihat sekali akan aktivitas-aktivitas yang di lakukan untuk mengisi liburan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar