09 Februari, 2016

PAKU YANG TERTANCAP


Teruntuk seseorang yang setiap senin-jumat saya lihat.
Terimakasih banyak atas paku yang telah ditancapkan ke saya.
Bertahun tahun kesombongan dan keangkuhannya membuat saya selalu ingin menangis di hadapan Allah. Entah dia yang merasa lebih pintar atau lebih baik yang setiap waktunya selalu menancapkan paku paku perkataan menyakitkan dalam kehidupan personal.

Terimakasih banyak atas semua kepeduliannya yang menyakitkan.
Air mata yang sudah beku tak dapat tumpah kembali, air itu mengendap cukup lama. Tertahan rasa sabar dan optimis bahwa semua akan ada yang membalas. Semoga Allah membalaskan semua. Cukup dengan balasan senyuman manis saja semua akan terasa baik. Saya yakin walau nyatanya paku sudah tertancap dalam yang jika dicabut akan membekas.

Setiap perbuatan ada balasannya, setiap perkataan ada ganjarannya. Keegoisan yang seakan baik walau tidak diterima dihati tetap akan tertuang dalam bentuk senyuman. Ya senyuman. Sekali lagi senyuman. Senyuman palsu untuk seseorang yang sudah menancapkan paku di hati saya. Paku menahun. Paku karatan sisa setahun lalu mulai terlepas. Bukan sembuh namun malah lebih perih.

Alhamdulillah saya bisa terlepas dari sakitnya, semoga Allah senantiasa membuakakan pintu pintu kebaikan untuk berfikir, bertindak dan berkata agar semua orang yang berdiri dijalan Allah untuk berdakwah bisa lebih rendah hati lagi dalam berbuat dan bersikap. Saya yang faqir hanya bisa mengelus dada menyaksikan betapa banyaknya orang orang sombong yang selalu merasa benar padahal tanpa disadari mulunya menyakiti sekitar.
Terimakasih bu _ _ _ _ _ _


Jangan Mau Jadi Guru


Saya adalah seorang guru SD yang baru sekitar 4 tahun mengajar, satu tahun mengajar di sekolah inklusi SDIT. R*H*M* dan baru sekitar tiga tahun ini mengajar di SDI. R*M*H A*A*K. Sebelumnya saya pernah mengajar di Madrasah MP P*M*A*G*N*N selama kurang lebih tiga bulan untuk menggantikan guru yang sedang cuti melahirkan. Menurut saya, kita “jangan mau jadi guru kalau tidak iklas karena untuk menjadi seorang guru hal pertama yang harus dibutuhkan adalah KEIKLASAN.

Kenapa saya menyarankan untuk “JANGAN MAU JADI GURU” kalau tidak iklas karena bayaran terbesar untuk seorang guru ialah ketika kita bisa bersama-sama dengan anak-anak mengukir cerita indah di kelas setiap harinya, dengan canda tawa dan kepolosan  mereka.

Bagaimana kalau tidak IKLAS? Kalau tidak IKLAS jangan coba-coba jadi guru. Kenapa? Karena, SUMPAH!!!! Gaji yang dibayarkan untuk guru sama sekali tidak sebanding dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. That true

Saya berani berkata seperti ini karena saya sudah mencoba kebeberapa sekolah yang uang masuknya lumayan MAHAL namun untuk masalah GAJI guru SANGAT MINIM SEKALI. Adil-kan???? ITU SEMUA ADIL JIKA KITA IKLAS. KARENA INSYA ALLAH JIKA KITA IKLAS KELAK AKAN ADA SALAH SATU TANGAN MUNGIL DARI ANAK ITU YANG MENARIK KITA KE SYURGA. Aamiin.

Bagaimana kalau tidak IKLAS? Jangan coba-coba untuk jadi GURU. Okeyyy ^_^

Siapa yang mau tau gaji guru??????
Saya ver-veran aja, sebelum anda memutuskan untuk menjadi guru dan menyesal dikemudian hari. Gaji guru di tempat saya yang sekarang ialah
GAJI POKOK UNTUK AWAL GURU MASUK SETARA S-1: Rp. 900.000
TUNJANGAN PERHARI Rp. 30.000 dihitung hanya jika hadir (kalau sakit/ tanggal merah/ libur panjang tidak dihitung)
TUNJANGAN JABATAN GURU Rp. 350.000
Note: Ini sama sekali tidak ada tunjangan kesehatan, atau keselamatan kerja atau apalah. Jadi kalau terjadi apa-apa tidak ada tunjangan apapun. Ini perincian untuk guru yang masih awal masuk yang notabennya SARJANA. Bagaimana yang masih kuliah atau masih setara SMA, otomatis LEBIH KECIL.

Sekali lagi, “jangan mau jadi guru” kalau tidak iklas. Okeyyyyy.
Mau dibandingkan dengan pekerjaan lain??? Silakan coba anda tanya ke pabrik-pabrik atau ke pegawai parkiran, atau kebagian keamanan (satpam) bagaimana saleri mereka yang latar belakang pendidikannya SMP/SMA bisa jadi lebih besar dari guru yang S-1.

Mau tau JOBB DESK guru atau Guru Kerjanya apasaja???
1.     Mengajar dengan jam kerja pukul 07.00 s.d 15.00/16.00
2.    Membuat rancangan mengajar setiap harinya (RPP)
3.    Membuat soal-soal untuk ulangan harian, tengah semesteran, semesteran
4.    Membuat administrasi nilai
5.    Mengoreksi soal
6.    Menganalisis soal-nilai
7.    Meladeni keluahan orang tua murid diluar waktu mengajar kita 16.00 s.d 24.00 full dengan ramah.
8.    Yang paling penting harus bisa mengajar dengan kreatif, sabar, ramah, ceria yang bisa membuat anak-anak senang sekolah.
Bayangkan, betapa harus iklasnya seorang guru ketika memilih untuk berprofesi menjadi seorang guru, yang tanggung jawabnya dunia-akhirat, yang semua tutur katanya diikuti peserta didik, yang ahlaknya dicontoh, yang keceriaannya dinantikan, yang kelembutannya dibutuhkan, yang kesabarannya dipertaruhkan, yang waktunya dihabiskan, yang keluarganya ditinggalkan (khusus guru perempuan), yang anak kandungnya harus dititipkan (khusus untuk guru perempuan yang sudah punya anak). Dengan GAJI setara SARJANA yang segitu.

Sekali lagi saya katakan, “JANGAN MAU JADI GURU” jika tidak iklas.

Kamu tahu dimana letak bahagianya, letaknya hanya ada di hati.

Bagaimana dengan guru laki-laki yang notabennya kepala keluarga? Menurut saya jika mereka iklas, Insya Allah, Allah akan jamin kehidupannya.

Bagaimana dengan guru perempuan yang meninggalkan anak-anaknya? Menurut saya jika mereka iklas, Insya Allah, Allah yang akan menjaga anak-anaknya.

Bagaimana dengan pemerintah atau instansi swasta yang mempunyai lembaga pendidikan yang notabennya orang kaya raya dengan sekolah yang harga masuknya sangat mahal namun hanya memberikan GAJI guru di atas kelayakan umum. Saya rasa jawabannya doakan saja semoga berkah. Aamiin.

Sekali lagi “JANGAN MAU JADI GURU” kalau tidak iklas.

Salam rindu dengan Anak-anak

Yunita Jasmine