04 Januari, 2015

Surat Untuk MR Ku

Assalamu’alaikum wr. wb

Teriring selalu doa dan kerinduan untukmu walau saat ini kita (maksudnya) aku tak ingin bertemu.

Kakak ku yang disayangi Allah, maafkan adikmu ini yang entah sedang kenapa, sehingga kaki ini berat sekali untuk melingkar, bukan tak ingin namun aku tak sanggup.

Besar sekali rindu ini, terlebih rindu ingin belajar agama bersama dalam lingkaran kecil itu namun kaki dan hati ini berat sekali melangkah.

Kakak yang aku sayangi karena Allah, tolong jangan tanyakan kenapa, mengapa, dan ada apa, semua penjelasan yang aku berikan di masjid itu memang tidak cukup namun memang hanya sampai batas itu aku bisa memberikan penjelasan, yang sesungguhnya akupun tidak mengerti, kenapa, mengapa, dan ada apa dengan diriku.

Satu tahun berlalu tanpa LQ adalah hal terberat yang pernah ada, kesedihan dan penyesalan yang amat mendalam, namun langkah berat ini mengalahkan semua itu.

Kakak ku, maafkan adikmu yang selalu khilaf penuh dosa, namun kk sesungguhnya aku sangat menginginkan solusi terbaik dari mulutmu, agar aku dapat menjalani kembali aktifitas LQ ku dengan langkah yang ringan.

Kakak ku, sekali lagi tolong jangan tanyakan padaku kenapa, mengapa, dan ada apa, karena pertanyaan itu sama saja membuat dadaku sesak, badanku sakit, karena aku sendiri pun tidak tahu jawabannya. Yang aku tahu, aku ingin LQ kembali namun di nuansa yang berbeda tanpa sedikitmu mengurangi rasa hormatku pada mu, pada kakak ku yang sudah sangat baik sekali bertahun tahun membimbingku. Yang aku tahu, tidak ada hadiah yang bisa menggantikan kebaikanmu.

Kakak, tolong, hargai pendapatku, dimatamu mungkin aku memang hanya anak muda labil yang entah sedang terkena virus apa karena tidak bisa memberikan alasan yang masuk akal, namun kakak, semangat menuntut ilmu yang selalu engkau tularkan padaku sejatinya itu tidak akan pernah surut. Aku tetap mati-matian mencari pengganti untuk mengisi Ruh ku yang kosong ini dengan berbagai kegiatan keagamaan yang jatuh bangun aku ikuti.

Kakak, maafkan aku. Jika aku mengecewakanmu dengan sikapku. Namun aku tidak akan pernah lupa dengan kebaikanmu, engkau akan terus menjadi bagian dari doa-doaku walau kita sudah tidak bersama.

Aku mencintaimu karena Allah, untuk Murrobiyahku tersayang. Ka Febna.

Tidak ada komentar: