20 Mei, 2012

Menggambar Kata


1.    Mengapa Saya Menulis
Menulis, menulis, menulis, ahhh itu suatu yang membosankan jika dijalani dengan paksaan. Namun tidak bagi orang yang merasa menulis adalah kebutuhan, saya sangat merasakan hal itu, ketika saya merasa menulis itu suatu kebutuhan, kebutuhan saya untuk meluapkan semua perasaan saya, baik penting atau tidak penting, baik sedih atau bahagia, baik bermanfaat atau tidak, yang pasti menulis merupakan suatu kebutuhan saya untuk saya dapat menjadi manusia. Itu saja. Cukup.

2.    Menggambar wajah
Saya malu, jika harus berlama-lama membayangkan wajah saya di cermin, wajah yang selalu saya syukuri walaupun jauh dari kata mirip dari artis-artis bollywood, yang pasti banyak misteri yang ada di dalam wajah saya, hehehe. Wajah yang selalu mengantarkan saya untuk bertemu, berkenalan dan menjalin hubungan dengan semua kerabat saya. Ahhh wajahh, semoga dengan wajah yang pas-pasan ini dapat mengantarkan saya ke Syurga-Mu ya Allah.

3.    Menggambar suara
Saat ini, yang saya dengar hanya ada suara TV yang sedang memberitakan pernikahan Anang dan Ashanty, suatu berita yang mungkin setiap wanita yang belum menikah menginginkannya, ohhh tuhan kapan saya bertemu dengan jodoh saya, kapan disebutkannya nama saya di depan penghulu, hussss sudahlah, pasti ada saatnya. Saya sangat senang jika mendengar suara anak-anak berceloteh, bertanya, bercerita atau hanya sekedar memanggil nama saya, “ka nitaaaa” itu yang selalu membuat saya merasa ada di dunia ini, mendadak saya menjadi kangen dengan mereka semua.

4.    Menggambar Rasa
   Sed ari tadi, saya menulis disambili dengan mengunyah keripik kentang yang terlihat orange namun tidak pedas, inilah rasa, rasa yang terkadang bisa terbohongi dari kasat mata, yang hanya bisa dirasa saat kita mencoba. Saya bingung sekali bagaimana menggambar rasa, termasuk rasa keripik ini, yang membuat saya kecewa dan merasa tertipu dengan warna dan wanginya. 

5.    Menggambar Kenangan
Saya ingin meneteskan air mata jika harus mengorek kenangan ini, kenangan ketika saya ditinggal sahabat saya tanpa sebab. Sahabat yang selalu saya anggap sebagai sahabat terbaik, terbaik, dan terbaik, yang saya tidak percaya jika ini bisa terjadi. Ditinggal sahabat tanpa sebab sudah hampir 2 tahun saya kehilangannya. Sosok nya masih ada di hati saya, di fb saya namun ruh dan senyumnya sudah sirnah. Saya ingin marah namun saya hanya bisa menangis kencang. Sudahlah lupakan saja, saya memang tidak ingin mengingatnya lagi, ahhh tapi mengapa hal itu yang selalu teringat, saya benci jika mengingat kenangan ini.

Sekarang saya sudah bahagia dengan hidup saya yang baru, hidup dengan lingkungan dan teman-teman baru, hari ini dan esok akan saya jadikan hari-hari saya berwarna dengan semangat dan senyuman, masa lalu biarlah menjadi kenangan dan pembelajaran hidup yang Insya Allah bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar: