31 Oktober, 2012

Oktober Kelabu


“Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya, melainkan Allah tahu bahwa hambanya mampu menghadapinya”

Kayanya kutipan kalimat di atas yang menjadikan aku tegar, menghadapi Oktober Kelabu ini. Bulan Oktober 2012 ini benar-benar banyak menghabiskan air mata. Namun banyak hikmah yang bisa di petik, yaitu aku menjadi semakin dekat dengan Robbku di balik semua kepasrahan dan penyerahan diri pada titik terendah, aku merasa dari titik itulah aku diberikan ketegaran yang berlipat ganda.

Berawal dari hari Selasa, 2 Oktober 2012

Awal oktober itu, saya dikejudkan dengan kabar ayah ada dirumah sakit, kena serangan jantung. Saya yang ketika itu sedang disekolah, sedang mengajar, mendadak kaget, sedih, dan takut, belum pernah sebelumnya ayah ada riwayat jantung. Saya yang langsung izin pulang, dengan ngebut mengendarai motor menuju rumah, ternyata bunda sedang nangis, saya berusaha tegar, jika bunda nangis saya juga nangis apa jadinya. 




UGD
Saya langsung ke RS dengan bunda, di UGD ada ayah yang sedang terengah-engah nafasnya menahan sakit, seketika kaki saya lemas tak kuat berdiri, saya hanya bisa bershalawat di bawah kasur UGD ayah sambil terus berdoa.

Ayah yang Hebat, itulah ayahku. Ketika dokter berkata-kata yang menyeramkan tentang ayah, yang membuat bunda terlihat sangat sedih, aku melihat ayah kuat, dengan Enzim sekitar ±1700 yang menurut dokter serangan jantung akut, ternyata ayah bisa melewati itu semua dengan senyumnya yang tangguh, ayah hanya dirawat 5 hari. Alhamdulillah.

Bunda yang ketika itu masih diambang sedih karena dokter berkata ayah harus di Kateterisasi biaya administrasi yang jumlahnya sekitar 75-150 juta, Allah benar-benar menguji hambanya, sesuai dengan kemampuannya. Ketika kami pasrah sepasrah-pasrahnya pertolongan Allah datang, PLN tempat ayah bekerja bersedia menanggung semua biaya. Ayah di pasang 3 ring dijantungnya dan 1 baloon.

Pada tanggal itu juga, 2 Oktober, sore-sore saya mendapat kabar dari keluarga di bandung kalo nenek masuk rumah sakit, nenek dirawat. Saya merasakan semua merasa sedih namun dari sana saya merasa kami menjadi sangat dekat, saya dengan bunda, saya dengan adik-adik, saya dengan ayah. Terselip kebahagiaan.

Pengalaman naik ambulan pulang pergi depok-bekasi dengan kecepatan tinggi dan suara nyaringnya ambulan, semoga menjadi pengalaman pertama dan terakhir saja untuk saya. Aamiin.

Pertangahan bulan, dimana ada kelabilan saya yang ingin resain dari pekerjaan. Tak sanggup saya menceritakannya, semoga keputusan ini yang terbaik, saya tetap bertahan disana. aamiin

Ditutup tanggal 30 Oktober 2012

Pagiiiii itu jam 06.35 hp saya berdering, ada suara tante yang sedang menangis, “nenek meninggal”. Bunda yang langsung menangis, ayah yang langsung menyiapkan mobil untuk ke Bandung, adik yang sedang rapi-rapi untuk berangkat kerja, saya yang sedang merapihkan kamar. Berita ini menjadi ujung Oktober Kelabu. Nenek tercinta, sakit rasanya jika mengingat memory-memory tentang aku dengan nenek, saya hanya bisa pasrah, berserah diri, berdoa, dan mohon kekuatan untuk keluarga saya pada Allah SWT.

Banyakkk sekali hikmah yang bisa diambil di bulan Oktober ini. saya hanya bisa menyelipkan kata "Semoga, Semoga, Semoga". Semoga Allah memberikan yang terbaik.

3 komentar:

Rinem mengatakan...

yang sabaar ya nit semoga ayah selalu sehat dan nenek dilapangkan kuburnya dan semua amalnya diterima oleh Allah SWT

Majalah Masjid Kita mengatakan...

Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami turut merasakan duka cita

Sukanitha mengatakan...

Mas Rinem: aamiin aamiin aamiin Ya Robbal alamin. makasihh banyak mas rinem. ^_^

Majalah Masjid Kita: Makasih ^_^